Taman Nasional Tesso Nilo, suatu kawasan hijau luas tempat tinggal bagi fauna yang ada didalamnya. Informasi mengenai Taman Nasional Tesso Nilo sangat banyak bisa dijumpai baik lewat tulisan dari berbagai sumber seperti WWF, Balai Taman Nasional Tesso Nilo, dll.
Lewat pengalaman saya, disini saya menulis berbagi cerita mengenai apa yang saya rasakan tentang Taman Nasional Tesso Nilo. Baik itu pengalaman praktikum lapangan saat kuliah, survey penelitian dan penelitian burung di Taman Nasional Tesso Nilo.
Taman Nasional Tesso Nilo merupakan suatu kawasan konservasi yang terletak di Kab Pelalawan Prov Riau. Tesso Nilo ditetapkan pemerintah sebagai Taman Nasional pada tahun 2004 melalui SK MenHut No.Sk.255/Menhut-II/2004 dengan total luas wilayah 83.068 Ha.
Akses menuju kawasan Taman Nasional Tesso Nilo bisa dilalui melewati jalur darat Pekanbaru-Ukui dengan lama perjalanan 3.5 jam. Namun perjalanan yang saya lewati dengan sepeda motor bisa menempuh 4 jam lama perjalanan.
Setiba di Lokasi Taman Nasional Tesso Nilo kita bisa singgah ke kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional Tesso Nilo Wilayah I Lubuk Kembang Bunga. Kantor tersebut di kepalai oleh ka. SPTN I pak Suhanna. Beliau mempunyai 5 anggota pembantu dimana 1 dari 5 anggota tersebut sudah saya kenal dengan baik. Sutan adalah anggota yang saya kenal. Beliau bertugas sebagai pemandu lapangan dan penelitian bila kita akan memasuki kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo. Selain bertugas sebagai pemandu lapangan dan penelitian, mereka juga bertugas berpatroli untuk mencegah terjadinya penebangan, perambahan dan pembakaran hutan. Bila dihitung-hitung tugas mereka cukup berat dan tidak cukup hanya dengan 5 orang saja.
Pengalaman yang tidak terlupakan bagi saya ketika mengadakan penelitian mengenai burung di kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo. Selama penelitian saya ditemani oleh pak Sutan. Penelitian mengenai burung memiliki tantangan tersendiri, yaitu mampu mengenali suara burung tersebut. Sebagai seorang pemula didalam mengamati burung, saya banyak terbantu oleh Pak Sutan, karena beliau begitu ahli dalam pengenalan burung. Tidak hanya burung, ternyata pak Sutan juga ahli dalam mengenali pohon-pohon yang ada di dalam kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo. Banyak peneliti yang meneliti pohon/vegetasi terbantu oleh jasa pak Sutan.
Saya sendiri merasa heran, kok bisa orang yang hanya tamat SD namun tahu banyak mengenai burung dan pohon. Ternyata jawaban dari pak Suttan mudah saja, pengalaman. Berbekal pengalaman yang sering keluar-masuk hutan dari kecil pak Sutan mendapat ilmu tersebut. Pak Sutan merupakan warga asli didaerah kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Pria yang hanya tamat SD ini sering diajak keluar masuk bahkan menginap berbulan-bulan didalam hutan menemani ayahnya yang bekerja mengumpulkan karet didalam hutan tersebut.
Dalam hati saya bergumam “bila pak Sutan ini berada di dunia perkuliahan maka dia adalah Dosen fakultas kehutanan”.
Pak Sutan bertugas sebagai patroli kehutanan di wilayah SPTN I banyak mengalami tekanan dan ancaman oleh masyarakat yang merambah di kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo. Nyawa menjadi taruhannya, pernah kala itu dodos sawit hampir menembus perut pak Sutan sementara Ka SPTN I lehernya sudah dikalungi celurit. Mobil pemadam kebakaran hutan yang disediakan oleh pemerintah dibakar oleh masyarakat sekitar tepatnya masyarakat desa Air Hitam, karna warga di Desa tersebutlah yang sering bermasalah, penebangan dan perambahan bahkan pembunuhan gajah.
Itulah potret kerja pak Sutan dan rekan-rekannya yang berprofesi sebagai pekerja patroli wilayah SPTN I Lubuk Kembang Bunga #greenhero .