,

NASIB MAKANAN TERBUANG & KISAH GLOBAL WARMING #LiburanHijau

Nasib Makanan yang Terbuang dan Kisah Global Warming

Manusia terkadang egois hanya memikirkan dirinya sendiri. Makan adalah kebutuhan pokok manusia. Namun apa jadinya bila makanan itu sendiri mengancam kehidupan makhluk hidup? Tanpa rasa bersalah manusia melimbahkan makanan sisa begitu saja. Tahukah dampak terburuk akibat tingkah egois manusia itu? GLOBAL WARMING adalah ganjaran akibat melimbahkan makanan terus menerus.

Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup. Makanan sangat diperlukan oleh makhluk hidup untuk mempertahankan hidup. Makanan tersebut akan dicerna oleh alat pencernaan manusia yang kemudian diubah menjadi zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu dengan mengkonsumsi makanan tubuh manusia juga akan mendapatkan asupan energi.

Energi ini tentu memacu manusia untuk melakukan berbagai aktivitasnya setiap hari. Sehinggga setiap hari energi itu dibutuhkan maka manusia harus mengisi energinya dengan makan setiap hari. Mulai dari sarapan pagi, makan siang, hingga makan malam.

Makan 3X sehari sangat dianjurkan. Kemudian mengulur-ulur waktu makan itu sangat tidak dianjurkan. Mungkin karena aktivitas yang terlalu padat seringkali kita mengabaikan diri untuk makan. “Yang penting kerjaan beres dulu baru makan”, tidak sedikit orang yang berpendapat demikian.

Sebenarnya masalah ini bisa diatasi. Bagi para pekerja atau aktivis yang sibuk sehingga sering telat makan bisa mengantisipasinya dengan membawa bekal sendiri. Jadi saat waktu makan telah tiba kita tidak perlu membuang-buang waktu untuk pergi mencari makanan.

Bekal tersebut bisa disesuaikan dengan selera kita. Misal untuk simpelnya bisa dengan membawa roti, baik roti isi, sandwich, atau segala jenis roti lainnya yang mengandung karbohidrat dan protein sehingga mengenyangkan. Bagi anda yang tidak suka roti bisa juga dengan lontong isi. Lontong isi adalah sejenis lontong namun di dalam lontong tersebut telah terdapat isi yang berupa sayur dan lauk. Jadi hanya sekali gigit saja karbohidrat dari lontong itu, sayur dan lauk dalam lontong juga masuk ke mulut.

Mungkin dengan alternatif tersebut bisa mengatasi keadaan yang sedang terjepit pekerjaan sehingga tidak sempat makan. Makanan sangatlah diperlukan oleh tubuh. Selain sebagai sumber tenaga, makanan juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, meningkatkan dan menstabilkan pertumbuhan dan lain sebagainya.

Makanan yang diperlukan oleh tubuh kita tidaklah harus makanan yang enak. Tubuh kita hanya membutuhkan makanan yang bergizi. Makan yang bergizi tidaklah harus makanan yang mahal dan enak. Makanan yang sederhana pun tak masalah bila memenuhi kebutuhan gizi.

Porsi makan juga tidak kalah penting. Hindari makan dengan porsi yang terlalu sedikit. Karena bisa saja kebutuhan tubuh akan makanan menjadi tidak terpenuhi. Namun, kita juga tidak diperkenankan untuk makan hingga terlalu kenyang. Selain menjadikan kita malas beraktivitas kembali dan mengantuk, makan berlebihan juga bisa mengakibatkan obesitas.

Berbicara soal makanan sangatlah menyenangkan. Tak sedikit orang yang hobi berwisata kuliner bahkan hingga ke berbagai belahan dunia. Sebelum jauh sampai ke belahan dunia sudahkah anda mencicipi makanan khas daerah di seluruh nusantara?

Bangsa kita yang bhineka tunggal ika dengan suku yang majemuk tentu melahirkan ribuan masakan khas dengan cita rasa yang berbeda-beda pula. Cita rasa yang lezat an unik akan menjadi ciri khas bagi setiap masakan khas nusantara.

Seringkali kita memuaskan hasrat lidah kita untuk mencicipi santapan lezat di rumah makan atau di restoran. Beberapa hidangan favorit telah tersaji di meja. Kemudian dengan lahap kita memakan hidangan itu. Namun, terkadang kita tidak menghabiskannya. Beberapa orang di sebelah, di belakang atau di seberang meja kita juga terkadang terlihat menyisakan makanannya.

Pemandangan makanan yang disisakan juga terlihat berbagai acara pesta, jamuan makan dan acara lain sejenisnya, bisa disaksikan sisa makanan yang begitu banyak. Tak lain tempat sampah akan menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi sisa sisa makanan itu.

Saya rasa tak hanya di tempat makan seperti itu saja. Bahkan di rumah sendiri pun seringkali terjadi. Terkadang kita menyisakan nasi dan sayur beserta lauk di piring makan. Entah karena sudah kekenyangan atau karena tidak meyukai makanan itu.

Kemudian tanpa rasa bersalah dibuang begitu saja sisa-sisa makanan itu. Mungkin terlihat sepele, hanya membuang sesuap nasi dengan secuil lauk dan sesendok sayur. Memang terlihat sangat sepele tapi dampaknya jauh dari sepele.

Perlu diketahui dengan membuang makanan tentu saja membuang sumber daya dan energi yang lain. Misalnya kita membuang 1 liter susu, berarti kita juga membuang air yang diperlukan untuk membuat susu itu beserta energi yang diperlukan untuk membuat 1 liter susu. Belum lagi makanan untuk ternak sapi perah susu, bahkan jika sapi tersebut makan rerumputan berarti kita juga membuang air sebanyak yang dibutuhkan untuk menumbuhkan rerumputan tersebut.

Itu baru 1 liter susu. Belum nasi yang anda buang? Bukankah nasi itu dari beras? Beras itu dari padi yang tumbuh di sawah yang membutuhkan air? Belum lagi buah-buahan, daging dan bahan pokok lainnya. Bukankah ini suatu kerugian yang sangat besar?

Fenomena itu memang benar-benar telah terjadi. Banyak orang yang tidak segan untuk membuang makanan sisa. Membuang makan sisa memang bukan tindak kejahatan. Namun, dampaknya sangat fatal bagi kelangsungan hidup manusia.

Mungkin ini sudah menjadi masalah klasik di seluruh belahan dunia. Karena membuang makanan tidak termasuk ke dalam tindak kejahatan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Sehingga tidak ada sanksi secara nyata untuk tindakan tersebut sehingga pelaku merasa jera.

Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mencatat, setidaknya ada 1,3 miliar ton makanan yang terbuang dalam setahun. Menurut World Resources Institute, lembaga penelitian lingkungan, dibalik 1,3 miliyar ton makanan yang terbuang setiap tahun diseluruh dunia, terdapat 45 triliun galon air yang juga terbuang. Angka tersebut mewakili 24 persen air yang digunakan untuk agrikultur. Sektor tersebut menggunakan 70 persen air bersih di seluruh dunia.

Bukankah begitu besar jumlah makanan yang terbuang? Padahal di belahan Afrika saudara-saudara kita kelaparan. Di sisi lain, ada satu dari setiap tujuh orang di dunia menderita kelaparan. Serta lebih dari 20.000 anak di bawah usia lima tahun yang mati kelaparan setiap harinya. Sungguh terlihat tidak adil. Mereka kelaparan sementara kita membuang-buang makanan.

Orang-orang Amerika membuang rata-rata sekitar 209-254 pon makanan setiap tahun. Singapura membuang hingga hampir 600.000 ton makanan per tahun sementara orang-orang Jepang dan Australia membuang seperempat dari semua volume makanan dan masing-masing makanan itu bernilai 6 miliar dolar.

makanan yang disia-siakan oleh orang Australia benar-benar dapat memberi makan seluruh negeri itu selama tiga minggu, 5% dari sisa makanan orang Amerika cukup untuk memberi makan 4 juta orang selama sehari, sisa makanan orang Prancis dapat memenuhi seluruh Kongo dan sisa makanan orang Italia dapat memberi makan Ethopia yang kekurangan gizi.

Tak jauh berbeda dengan negara kita. Di satu sisi sekelompok arang dengan lahap menyantap berbagai hidangan lezat. Tanpa rasa bersalah karena sudah kekenyangan mereka membuang makanan sisa begitu saja. Namun, di sisi lain kita sering melihat anak jalanan, dan gelandangan yang kelaparan.

Mungkin masih banyak orang yang menganggap melimbahkan makan hanya memboroskan keadaan ekonomi. Namun, sebenarnya melimbahkan makanan juga berkontribusi dalam pencemaran lingkungan.

Menurut Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim Institut Teknologi Surabaya (ITS), FAO memperkirakan bahwa sepertiga dari produksi pangan global akan terbuang atau hilang. Limbah makanan itu menguras potensi sumber daya alam yang besar, namun justru menjadi kontributor terhadap dampak lingkungan yang negatif.

Setelahberadadi tempat pembuangan sampah, makanan rusakakanmenghasilkangasmetan, Metana 23 kali lebih kuat daripada C02 untuk menyumbang pembentukan emisi gas rumah kaca.

Karena efek rumah kaca, sinar matahari memancarkan radiasi ultraviolet ke bumi yang akan diterima oleh bumi dan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah. Atmosfer akan meneruskan radiasi inframerah ini ke luar angkasa. Namun karena terdapat gas rumah kaca yang terperangkap di atmosfer akan menghalanginya sehingga dipantulkannya kembali radiasi infeamerah ini ke bumi. Ditambah dengan radiasi ultraviolet dari matahari, akan menyebabkan naikknya suhu permukan bumi.

Efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global. Karena itu makanan yang terbuang di tempat sampah berkontribusi cukup besar terhadap pemanasan global.

Pemanasan global yang terjadi tentu saja tidak akan berdampak baik untuk seluruh umat manusia. Menjaga dan melindungi bumi adalah tanggung jawab kita sebagai manusia. Bumilah satu-satunya tempat tinggal kita. Sehingga sudah menjadi kebutuhan kita untuk mejaga tempat tinggal kita.

Kelestarian bumi ada di tangan kita. Kalau bukan kita yang akan menjaga siapa lagi? Kehidupan kita juga bergantung pada kelestarian bumi. Jika bumi musnah, apa lagi kita. Jadi kitalah yang menentukan nasib, serta kitalah yang berhak menuliskan kisah kehidupan dengan kelestarian.

Jadi, setelah mengetahui ini semua, masihkan anda berani untuk menyisakan makanan?

Berikut beberapa tips untuk menghindari makanan bersisa:

  1. Jika anda hendak makan direstoran, pilihlah restoran yang menyajikan makanan sesuai dengan porsi makan anda. Hanya memesan makanan yang sekiranya benar-benar akan dimakan dan habis.
  2. Jika anda hendak mengadakan sebuah acara jamuan makan atau pesta perkirakan jumlah tamu yang akan datang dan sesuaikan dengan banyaknya makanan yang akan dihidangkan. Sisa hidangan pesta yang masih memungkinkan bisa simpan di lemari pendingin. Sehingga nanti bisa dimasak kembali dengan resep yang berbeda sehingga tidak bosan.
  3. Sesuaikan belanjaan bahan makanan dengan menu yang kan dibuat.
  4. Jangan pernah membeli makanan yang cepat busuk jika tidak ingin segera mengolahnya.
  5. Jika tidak dapat menghindari limbah makanan anda bisa mengubah nasib makanan yang terbuang itu dan mengolahnya menjadi pupuk kompos.

Ok… Sudah siapkah anda untuk melestarikan bumi? Mari lestarikan bumi kita! Jangan lagi melimbahkan makanan! Stop Global Warming! Ubah nasib makanan yang terbuang dan hapus kisah global warming!

Segala sesuatu akan mejadi mudah bila dilakukan dari yang terkecil. Mulailah dari diri anda. Kemudian ajaklah orang-orang terdekat untuk melakukan hal yang sama. Lalu beritahu orang-orang terdekat kita untuk mengingatkan orang-orang disekitarnya.

REFERENSI :

http://www.mongabay.co.id/2013/06/06/selamatkan-lingkungan-cerdas-berbelanja-cermat-berproduksi-dan-konsumsi-pangan/

 

Artikel yang diterbitkan oleh