Ini Aksiku! Mana Aksimu? #LiburanHijau : Terumbu Karang dan Pembersihan Sampah Plastik Jadi Prioritasku

Yup! Berbicara tentang liburan memang paling asik kalau menghabiskan liburan di pantai. Selain bisa berenang dilaut berpasir putih, kita juga bisa snorkling sambil melihat cantiknya terumbu karang yang dikelilingi ikan-ikan berwarna-warni yang tentu saja sangat memanjakan mata kita. Ngomong-ngomong, Saya sangat suka berlibur dipantai. Pantai favorit saya untuk mengisi liburan adalah Pantai Tanjung Karang yang berjarak sekitar 45 kilometer dari Kota Palu yang persisnya berada di Donggala Sulawesi Tengah. Selama 45 menit perjalanan menuju Pantai Tanjung Karang Donggala, mata kita akan disuguhi pemandangan yang HIJAU dan ASRI. Barisan pohon yang berlatarkan birunya laut semakin menambah kesan menyenangkan menuju Pantai Tanjung Karang ini. Dijamin Keren deh!

Klelep 2 Edit Krenx tg.Krg 1Edit Tg.Krg 3 Edit Tg.Krg 5 Edit

Hal yang paling saya sukai selama liburan di Pantai Tanjung Karang ini adalah pada saat snorkling. Selain menyenangkan, keanekaragaman terumbu karang disini sangat indah yang ditambah ikan-ikan disekitarnya yang semakin membuat saya kian betah berlama-lama disini. Di pantai ini, Terumbu karangnya masih cukup terjaga sehingga tidak heran banyak wisatawan lokal maupun luar negeri yang datang dan berlibur di Pantai ini. Namun beberapa tahun terakhir karena semakin banyaknya pengunjung yang datang, membuat beberapa terumbu karang menjadi rusak karena kecerobohan pengunjung yang tidak sengaja menginjak batu karang sehingga banyak terumbu karang yang patah, rusak bahkan mati. Masalahnya adalah masih banyak yang belum mengetahui betapa pentingnya peran terumbu karang bagi keberlangsungan ekosistem mahluk laut seperti Patrick, Squidward, Plankton, dan masyarakat Bikini Bottom lainnya. *Lho?!*

KecerobohanYang Sering Dilakukan

Beberapa orang teman dariOcean Awareness Communitypernah melakukan penelitian pada Gugusan Terumbu Karang di Key West National Park – Teluk Meksiko disekitar Pulau Key West, Florida – USA pada awal 1990’an. Penelitian ini hanya ditujukan untuk membantu semua orang dapat lebih memahami dan menghargai alam dan sangat penting sekali sepenuhnya melindungi Lautan kita.

Dokumentasi terhadap hasil penelitian tersebut menyimpulkan, dalam kurun waktu lima tahun saja sebuah karang dengan dimensi 2X3 m yang berada pada kedalaman kurang lebih 3 m dibawah permukaan laut dapat mati karena terlalu banyak menerima sentuhan dari setiap orang yang melihat dan memegangnya baik ketika melakukan kegiatan penyelaman maupunsnorkeling. Dimulai dengan rusaknya bagian luar dari karang hingga meningkat kepada jumlah polip-polip yang mati pada setiap bagian tubuh dari karang tsb, dan pada tahun terakhir ditemukan seluruh bagian tubuh karang telah benar-benar mati.

Kenapa sentuhan kita berbahaya bagi kehidupan Karang?

Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak sekali residu reaksi kimia atau kontaminasi yang secara tidak sengaja terserap atau menempel pada kulit kita, dan ketika menyentuh karang, kita masih tetap dapat mentransfer sejumlah kecil residu reaksi kimia yang merupakan racun bagi kehidupan karang. Karang tidak memiliki sistem kekebalan tubuh sama sekali. Polip karang memiliki seperti struktur jaring-jaring nan sangat halus ketika hendak menjaring makanan saat ada arus yang bergerak,Necmatocysts Mikroskopisnama untuk struktur jaring-jaring pada polip tsb dan bila ini yang tersentuh, tentunya akan langsung mencerna residu kimia atau kontaminasi dari kulit kita dan menjadi racun bagi karang karena akan mengganggu proses metabolismenya.

Apakah Karang dapat disentuh jika penyelam menggunakan sarung tangan?

Mengenakan sarung tangan tidak membantu kehidupan karang sama sekali karena sarung tangan penyelam terbuat dari senyawa kimia yang memiliki potensi racun terhadap metabolism karang itu sendiri.Neoprene,lateks, dannilonsemua terbuat dari zat yang berbahaya.

Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi masalah ini?

Sebagian besar terumbu karang saat ini berada di bawah tekanan lingkungan yang sangat luar biasa sebagai akibat dari polusi manusia. Pada kondisi dibawah tekanan yang besar, karang pasti akan mati jika tersentuh dengan cara yang tidak baik dan benar. Kebanyakan penyelam hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada pengetahuan tentang hal ini dan harus mengaplikasikan “tidak menyentuh” terumbu karang sama sekali ketika melakukan kegiatan penyelaman.

Beberapa tahun belakangan ini sebagian besarDive Center, Organisasi atau Klub Selam di Indonesia sudah mulai menjadi sadar terhadap tindakan yang merusak dan setiap penyelam harus sudah melai menetapkan tekad untuk “Tidak Menyentuh Karang”.

CaraUntukMenghindariMenyentuhKarang

Mengontrolbuoyancy[nilai apung] yang tepat sangatlah penting setiap saat melakukan penyelaman. Penyelam yang belum terlatih dengan kontrol nilai apung yang belum terlalu baik tidak perlu menyelam terlalu dekat dan menjaga jarak dengan karang karena memiliki resiko untuk menabrak hingga merusak terumbu karang.Guide& Instruktur harus memilih tempat menyelam yang tepat dan sangat tergantung kepada tingkat kemahiran setiap penyelam untuk memastikan keselamatan penyelam dan kelestarian terumbu karang.

Nilai apung yang baik sangatlah penting, namun ada faktor lain yang perlu diingat seperti pengunaanfin.Karena bukan hanya akan merusak bagi terumbu karang, tapi juga sangat menganggu ketika menyelam dan terjebak bersama seorang penyelam yangmelakukanpaddlingyang buruk dengan menendang pasir dan merusak jarak pandang [visibility] kita semua. Hal ini tidak hanya akan merusak terumbu karang, namun juga mengganggu kehidupan akuatik.

Hal lain yang harus selalu diingat adalahpenempatan seluruh peralatan menyelam sepertigauges,reel & buoy, kamera,hook, dll. Selalu pastikan benar-benar teriikat dengan baik dan tidak menggelantung sehingga akan menyentuh terumbu karang.

Selalulah berlatih menyelam dengan rutin agar mendapatkan nilai apung yang terbaik sesuai dengan kharakteristik setiap penyelam serta akan semakin mudah dan terbiasa untuk mengontrolnya.

p1020298 phoca_thumb_l_tranplantasi-karang-190513-bmz-4

Di Sulawesi Tengah, penyelamatan terumbu karang pernah dilakukan oleh teman-teman kita dari Komunitas White Dolpin Palu Sulteng yang berkonsentrasi menjaga keberlangsungan ekosistem terumbu karang dengan melakukan penanaman dan pemeliharaan berlanjut dikawasan terumbu karang yang ada di Pantai Tanjung Karang Donggala. Semoga hal tersebut bisa menyadarkan kita untuk menjaga potensi wisata yang ada di Pantai Tanjung Karang Donggala. Bagi teman-teman yang ingin mengetahui keindahan Pantai Tanjung Karang yang ada di Donggala – Sulawesi Tengah, click link berikut ini : Sulawesi Tengah exploration

Liburan Sambil Bersih-Bersih Sampah Plastik di Anjungan Pantai Talise

Liburan kali ini, saya bersama teman-teman kerabat Hijau dari Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) Sulteng beserta dengan teman-teman yang peduli lingkungan lainnya (Minggu.26/04/2013) melakukan aksi Pembersihan Sampah Plastik di sekitaran daerah Anjungan Pantai Talise. Aksi ini adalah wujud keprihatinan kami dengan keadaan kawasan Anjungan Panti Talise yang semakin ramai dikunjungi masyarakat Kota Palu namun tidak diimbangi dengan tingkat kepedulian tentang sampah, sehingga banyak sekali sampah berserakan ditempat umum.

IMG_0390IMG_0404IMG_0408IMG_0421IMG_0427IMG_0432

Selain itu aksi kami juga bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat Kota Palu, pengguna jalan raya dan masyarakat dikawasan Jl. Raja Moili yang merupakan kawasan wisata ditengah kota yang selalu ramai dikunjungi agar turut serta untuk peduli lingkungan dengan tidak membuang sampah plastik sembarangan. Sampah plastik memang kian menjadi masalah rumit yang membawa dampak buruk bagi lingkungan. Dampak sampah plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik akan menjadi masalah serius terhadap ekologi sekitar pantai Talise dan sekitarnya. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan tidak dapat di cerna bumi. Plastik dan sejenisnya dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar dan perikanan.

Sampah plastik telah membunuh 1 juta burung laut dan 100.000 mamalia laut setiap tahunnya. Hewan-hewan perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas. Harapan kami dari aksi pemberishan sampah plastic di Anjungan Pantai Talise adalah memberikan pesan berupa tindakan nyata kepada masyarakat dan wisatawan untuk lebih peduli dengan kebersihan sekitar pantaiTalise dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastik. Jadi, Ini Aksiku, Mana Aksimu?!!!

Artikel terkait :

http://readersblog.wpengine.com/rb/2013/06/08/pantai-sepanjang-dulu-bersih-kini-bersampah/#close

http://readersblog.wpengine.com/rb/2013/06/01/terumbu-karang-untuk-di-lihat-bukan-untuk-di-sentuh/#close

http://readersblog.wpengine.com/rb/2013/04/29/dare-to-care-combat-plastic-waste/#close

Artikel yang diterbitkan oleh