Samarinda Langganan Banjir?

Banjir di Samarinda Banjir di Samarinda 2Deretan mobil tampak berjalan pelan, sementara beberapa pengendara sepeda motor memilih menepi karena ketinggian dan derasnya arus air, namun ada juga yang nekat. Hari semakin sore, saya dan beberapa pengguna jalan lainnya menepi di emperan toko. Beberapa anak sekolah terlihat nekat berjalan kaki menempuh genangan air setinggi lutut mereka. Banjir lagi- lagi menyambangi kota Samarinda.

Beberapa ruas jalan yang rawan banjir diantaranya Simpang Empat Vorvo, Kawasan Jalan Pemuda, Jalan Remaja, Jalan Lambung Mangkurat, Jalan Pangeran Antasari, Jalan DI Panjaitan, Simpang Empat Sempaja, Jalan A Yani, Jalan Gerilya, Jalan Pelita, Jalan Sentosa, Jalan Awang Long, Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Suryanata, Jalan MT Haryono dan Jalan Pramuka.

Sedangkan wilayah pemukiman terbilang rawan banjir adalah Bengkuring, kelurahan Gunung Keluak, Perumahan Lobakung, kelurahan Air Hitam dan kelurahan Temindung. Yang parah adalah daerah Sempaja, akses pada jalan tersebut kerap ditutup ketika hujan tiba karena banjir/ genangan air bisa mencapai lebih satu meter.

Banjir tak hanya merendam akses jalan dan perumahan, namun sarana kesehatan dan sekolah pun terancam. Puskesmas Remaja dan Puskesmas Bengkuring beberapa waktu lalu pernah terendam, sehingga sarana kesehatan tersebut sempat tak berfungsi . Puluhan sekolah pun rawan banjir diantaranya MAN 1 Ulu, SMP 13 Lempake, SMP 16 Loa Bakung, SMP 19 Sungai Siring, SD 013 Palaran, SD 024 Samarinda Seberang. Ada pula akses jalannya lancar namun gedung sekolahnya kebanjiran seperti SMP 5 di Jalan Juanda dan SMP 15 Loa Janan Ulu.

banjir di samarinda 3banjir di samarinda 4

Seolah menjadi langganan, banjir ada disetiap turun hujan. Banyaknya pertambangan batubara di Samarinda diperkirakan menjadi salah satu penyebab utamanya. Satu jam hujan pasti banjir, seharian hujan tenggelamlah kota ini, kelakar seorang warga di lokasi banjir. Samarinda kota tepian, kini identik dengan kota banjir.

Saya pun mencoba ngobrol dengan warga di lokasi banjir. Susah banjir terus, jalan macet, air masuk rumah, perabotan rusak, kulit gatal- gatal dan anak sekolah terganggu, keluh seorang ibu rumah tangga. Lainnya seorang mahasiswi, pemerintah mestinya memperbaiki sistem drainase bukan hanya meninggikan jalan saja. Percuma saja, jalannya tinggi kendaraan aman cuman air membanjiri rumah warga di sekitarnya. Saluran drainase (parit) di Samarinda tidak memadai, banyak tertutup oleh pembuatan bangunan yang tidak pada tempatnya. Demikian pula sungai- sungai kecil dan kanal yang tak lagi berfungsi dengan baik. Hujan dalam durasi waktu satu jam saja saat ini mampu menimbulkan genangan air dalam jumlah besar sehingga menyebabkan banjir.

 

Artikel yang diterbitkan oleh