Menyusuri Taman Nasional Tesso Nilo

Kali ini penulis berbagi pengalaman menyusuri hutan Tesso Nilo. Menyusuri hutan Tesso Nilo sangat menyenangkan tentunya bagi mereka yang menyukai kegiatan di alam dan petualangan. Berjalan di dalam area yang penuh dengan beragam jenis pohon-pohon hijau tinggi nan menjulang ke atas langit dan ditemani oleh bunyi-bunyian khas hutan hujan dataran rendah mempunyai pengalaman sendiri bagi penulis. Tutupan tajuk hutan menutupi cahaya yang masuk, yang tampak hanya rambatan cahaya yang sedikit. Banyaknya serasah-serasah yang berserakan di lantai hutan menjadikan gambaran di dalam kawasan hutan Tesso Nilo dan daerah tersebut kaya akan unsur hara.

Ketika berjalan menyusuri hutan kita akan melihat banyak jejak dan kotoran jenis hewan. Beberapa jejak dan kotoran hewan tersebut kami dokumentasikan. Jejak Harimau, Macan dahan, Beruang madu, Gajah sumatera, Babi hutan, Beruk, dan Bulu Burung Kuau raja yang indah.

Menyusuri hutan melalui akses darat berbeda rasanya bila dibandingkan dengan menyusuri melalui akses perairan.

Penulis mendapat kesempatan menyusuri hutan melalui sungai yang ada di kawasan hutan, yaitu sungai Nilo. Sungai Nilo itu merupakan anak sungai Kampar salah satu dari empat sungai terbesar yang ada di Provinsi Riau.

Mengggunakan Pompong milik masyarakat kami (Penulis, Pak Junjung WWF, Pak Sutan, dan Pejantan 09) berangkat menyusuri hutan sepanjang sungai Nilo. Pemandangan indah dan menabjukkan terpancar di depan kami. Pohon yang hijau dengan diameter pohon lebih besar banyak berdiri dipinggiran sungai. Satwa primata yang berkoloni bergelantungan di pohon-pohon besar tersebut. Banyak primata yang kami jumpai menarik sekali. Selain dia hidup berkoloni dengan kelompoknya masing-masing, jenis primata yang kami jumpai ada 3 jenis. Ungko (Hylobates agilis), Beruk (Macaca sp) dan satu jenis lagi penulis tidak tahu nama jenisnya namun yang penulis ingat hanya ciri-cirinya berbeda dari Ungko dan Beruk.

Untuk pertama kali penulis melihat sarang Beruang madu. Ternyata sarang Beruang madu tersebut berada diatas pohon yang tinggi dan besar (Sialang). Beruang madu mempunyai kemampuan memanjat yang pohon yang luar biasa.

Kehadiran kami menyusuri sungai nilo ternyata disambut baik oleh kelompok burung penghuni Tesso Nilo. Beragam burung banyak kami jumpai di pinggiran sungai, bertengger diatas tajuk dan batang pohon dan terbang di atas pompong yang kami kendarai. Burung Elang Hitam, Kirik-kirik biru, Sempur hujan sungai, Bubut besar, dan banyak jenis burung lainnya disana.

Namun satu hal yang tak terlupakan bagi penulis. Melihat jenis Burung dari keluarga Bucerotidae di alam langsung sangatlah menakjubkan. Terlihat banyak Jenis burung Rangkong dan enggang di hutan Tesso Nilo. Rangkong badak, Kangkareng hitam, dan Julang emas yang sangat sering dijumpai di pinggiran dan bertengger di tajuk pohon. Melihat satu keluarga (Ayah, Ibu dan anak) burung Rangkong badak di alam menambah pengalaman dan catatan tersendiri bagi penulis. Sayang penulis tidak memiliki kamera SLR dan tidak bisa merekam moment yang indah tersebut disebuah memori.

Sungguh indah bila melihat banyak satwa yang bisa kita temui di alam bebas tempat tinggalnya sendiri. Melihat pohon-pohon tinggi raksasa dengan diameter lebar yang laur biasa lebarnya.

Itu pengalaman penulis merasakan sendiri berada di Taman Nasional Tesso Nilo

Pompong

Artikel yang diterbitkan oleh