,

Perkemahan Lingkungan Hidup RCL, Mengajarkan Pendidikan Lingkungan Sejak Dini

Pangkep – Sepuluh orang anak tampak sedang berembuk di bawah sebuah tenda. Salah seorang di antaranya menuliskan sesuatu di atas sebuah kertas plano dengan spidol hitam. Sementara yang lainnya membantu menyebutkan apa-apa saja yang harus di tulis di kertas itu. Meski terlihat serius, namun terlihat semangat dan keceriaan di wajah mereka.

Kesepuluh anak itu, bersama puluhan anak lainnya baru saja melakukan penjelajahan menyusuri alam di Desa Pitusunggu, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep. Mereka berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan yang sedang mengikuti perkemahan lingkungan hidup yang diselenggarakan oleh MAP-OXFAM sebagai bagian dari program RCL di Sulawesi Selatan, 4-6 Juli 2013 lalu.

kemahlllll

PLH ini sendiri adalah even pertama yang dilakukan oleh MAP yang ternyata mendapat sambutan yang luar biasa yang datang dari murid Sekolah Dasar dari Kabupaten Pangkep, Barru, Maros dan Takalar, empat daerah di Sulsel yang menjadi dampingan program RCL, serta sejumlah SD di Kota Makassar. Peserta juag berasal dari dampingan empat Komunitas lingkungan yang ada di Sulsel. Seluruh peserta berjumlah 80 orang.

Menurut Mutiah, fasilitator MAP Indonesia di Sulsel, kegiatan ini berangkat dari pemikiran bahwa seharusnya pendidikan lingkungan seharusnya diajarkan sejak dini, sejak kita masih menempuh pendidikan di Sekolah Dasar. Pada fase inilah merupakan titik krusial dalam menanamkan sikap kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

kemah3

“Pendidikan lingkungan memang bagusnya diberikan sejak dini. Ini adalah salah satu bentuk advokasi memperkenalkan lingkungan ke banyak orang, khususnya untuk kalangan anak-anak. Mereka nantinya diharap bisa menjadi pioner penyebaran hal-hal baik terkait lingkungan hidup di lingkungannya masing-masing,” ungkap Mutiah.

Sejumlah materi dalam pelatihan ini dikemas dalam bentuk permainan, sehingga para peserta bisa cepat menangkap pesan yang akan disampaikan dan terbangunnya rasa kekeluargaan di antara para peserta.

Salah satu materi yang paling disenangi peserta adalah orientasi lingkungan, dimana anak-anak diajak berkeliling menyusuri kawasan-kawasan tambak, sawah, padang rumput dan mangrove. Secara berkelompok mereka kemudian ditugaskan mencacat apa saja yang ditemukan di lapangan, beserta peta yang sederhana.

“Dengan kegiatan ini tidak hanya menambah kepekaan atas lingkungan, namun juga mempererat rasa kekeluaragaan di antara mereka,” tambah Mutiah.

kemah1

Artikel yang diterbitkan oleh