# Liburan Hijau Penyelamatan Ekosistem Laut Oleh Seragam Merah Putih…..

Data dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI mengungkapkan bahwa hanya 5 % terumbu karang Indonesia yang tergolong sangat baik. Sementara 27,18%-nya digolongkan dalam kondisi baik, 37,25% dalam kondisi cukup, dan 30,45% berada dalam kondisi buruk11. Bahkan, Burke, dkk. menyebutkan setengah abad terakhir ini degradasi terumbu karang di Indonesia meningkat dari 10% menjadi 50%12.
Penyebab kerusakan terumbu karang anata lain di sebabkan adanya pembangunan di kawasan pesisir, pembuangan limbah dari aktivitas yang di lakukan manusia di darat maupun di laut, sedimentasi akibat rusaknya wilayah hulu dan daerah aliran sungai, pertambangan, penangkapan ikan merusak yang menggunakan sianida dan alat tangkap terlarang, pemutihan karang akibat perubahan iklim, serta penambangan terumbu karang.
Selain rusaknya tarumbu karang Indonesia juga sedang mengalami krisis perikanan. Sementara Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan peningkatan produksi hingga 22,39 juta ton pada 2015, untuk menjadi produsen ikan terbesar di dunia. Apa yang seharusnya di lakukan? Haruskan berdiam diri?
Laut Indonesia adalah pusat penting keanekaragaman hayati laut dunia sekaligus tempat penangkapan ikan sangat berharga yang menyediakan makanan dan mata pencaharian untuk jutaan orang. Untuk memastikannya terus terjaga untuk generasi mendatang adalah dengan memulihkan kondisi dan melindungi ekosistem laut.
Untuk tetap menjaga dan melindungi ekosistem laut, haruslah di tamankan sejak masa anak-anak. Anak-anak sekolah dasar yang masih mengenakan seragam merah putih berbaris di pasir, di tepi-tepi nelayan melabuhkan kepal di tepi pantai.
Hal itu di lakukan agar tumbuh kesadaran dalam menyelamatkan ekosistem laut sejak dini. Di panatai anak-anak melihat bagaimana nelayan menangkap ikan tidak dengan pengeboman. Jika sejak kecil anak sudah dididik dengan pengetahuan langsung maka pemcemaran laut dapat di hindari.
Tidak seperti dalam artikel yang menyatakan bahwa Freeport membuang lebih dari 200.000 ton tailing per hari ke Sungai Otomina dan Aikwa, yang mengalir ke Laut Arafura. Greenpeace akan memantau dampak limbah Freeport dan melakukan pengujian parameter di lapangan
Berdasarkan hal tersebut maka gagasan darmawisata dengan demonstarsi langsung yang di lakukan anak-anak berseragam merah putih itu di laksanakan. Selain itu anak-anak juga di ajak untuk menanam pohon agar taman kecil mangrove……
Kagiatan seperti ini di harapkan akan tumbuh di hati anak-anak, maka ketika dewasa mereka akan tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik. Hal itu akan membantu menyelamatkan ekosistem serta timbulnya kesadaran untuk memelihara hutan mangrove. Darmawisata penuh makna….
http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/reports/Visi-Bersama-Kelautan-Indonesia-2025/
http://www.mongabay.co.id/2013/07/25/laporan-greenpeace-freeport-ancam-kelestarian-laut-indonesia/
http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/reports/Laut-Indonesia-Dalam-Krisis/

Artikel yang diterbitkan oleh