Lomba Fotografi: Apakah berhenti sampai disini saja?

Sumber foto : diambil penulis saat riset dan kunjungan ke Gunung Papandayan10811691_891155964230964_1686047432_n10807902_891199654226595_324284733_n10807056_891199520893275_732368615_n
APAKAH BERHENTI SAMPAI DISINI SAJA?

Inilah kondisi hutan di sekitar pegunungan Papandayan yang penulis ambil saat melakukan pendakian ke puncak gunung Papandayan sebelum Gunung ini erupsi beberapa tahun silam, sampai sekarang tidak ada upaya pemerintah. situasi di lapangan rusak, habis terbakar saat gunung Papandayan Meletus. Pohon yang dulunya mampu menyeimbangkan ekosistem di sekitarnya tidak mampu lagi berfungsi dengan baik terhadap kelestarian lingkungan. Tidak ada upaya maupun mitigasi dari pemerintah untuk menanggulangi bencana ini. Lansekap hutan pegunungan yang menjadi salah satu komponen vital dalam menyediakan air dan sumber penting bagi ekosistem disekitarnya ternyata rusak, pohon terbakar dan tidak ada lagi yang menahan air dari pegunungan yang menjadi sektor hulu untuk dialirkan sampai ke hilir sebagai alokasi sumber Deerah Aliran Sungai. Hutan Pegunungan terkadang kita sepelekan sebagai bagian yang tidak terlalu penting, padahal kelestarian hutan di pegunungan sangat berkontribusi besar terhadap ekosistem disekitarnya terkhusus manusia yang sebagian besar kelangsungan hidup juga diperoleh dari sana. Coba kita lihat kondisi pohon pinus sebelum terjadinya bencana, tegakan pohon sangat lestari dan bermanfaat bagi kelangsungan ekosistem di sekitarnya. (gambar 2 milik penulis saat diambil sebelum gunung erupsi beberapa tahun silam)
APAKAH BERHENTI SAMPAI DISINI SAJA?

Sebaiknya meskipun Gunung meletus merupakan bencana yang tidak bisa dihindari, tetapi tentu bukan menutup kemungkinan kita berhenti sampai disini . Sebaiknya kita dan Pemerintah bersinergi untuk melakukan relokasi lahan dan penanaman pohon kembali agar tercipta tegakan pohon dan hutan yang lestari di sekitar pegunungan. Sebab ini merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup siapa saja.
-Abednego Togatorop
(Students of the Faculty of Forestry University of North Sumatra)
Mahasiswa Pecinta Alam

Artikel yang diterbitkan oleh