, , ,

lomba penulisan: [PAHLAWAN LINGKUNGAN ADALAH KITA]

Menjadi Pahlawan dengan Cara yang Sederhana

Hutan dan alam lingkungan Indonesia lainnya adalah milik kita. Sudah seharusnya apa yang dimiliki dijaga dan dilindungi supaya keadaanya tetap baik. Bukan hanya mengambil hasil hutan maupun hasil alamnya saja, tapi juga melestarikannya.

Lalu haruskah kita menunggu untuk berpartisipasi melestarikan hutan sampai bisa mendaki tanah gundul terjal dan berbahaya untuk menanaminya? Atau menunggu menjadi seorang ahli lingkungan terlebih dahulu baru menjaga kelestarian lingkungan?

Yakinlah bahwa masa depan tak bisa menunggu. Jika kita menunggu untuk bertindak maka tertunda pula masa depan hidup yang layak. Lakukanlah hal-hal sederhana tapi berdampak positif untuk kelestarian hutan dan alam mulai sekarang . Tak cukup bila hanya sendiri melakukannya. Ajaklah kawan-kawan, kerabat dan yang lain sebanyak-banyaknya. Jadikanlah ajang kumpul-kumpul bersama teman-teman kesayangan untuk membahas permasalahan kelestarian lingkungan alam yang sangat mempengaruhi masa depan umat manusia. Diskusikan dan temukanlah solusinya, lalu implementasikan solusi itu bersama-sama.

Beberapa hal sederhana yang sering terlupakan antara lain menghambur-hamburkan kertas dan membuang sampah plastik berserakan.

Seperti yang kita ketahui bahwa kertas terbuat dari batang-batang kayu pohon dari hutan. Sekitar 70% bahan kertas adalah menggunakan kayu dari hutan. Sehingga, penggunaan kertas dapat meningkatkan laju pengurangan hutan atau deforestasi (www.belantaraindonesia.org). Bijaklah menggunakan kertas. Manfatkanlah kertas seoptimal mungkin. Biasanya kita menggunakan kertas baru untuk membuat kerajinan dari kertas. Padahal kita bisa memanfaatkan kertas bekas untuk membuat kerajinan sehingga mengurangi deforestasi akibat produksi kertas. Misalnya kita bisa membuat bentuk-bentuk origami dari koran bekas, kusudama (sejenis origami bentuk bunga) dari majalah bekas hasilnya pun tak kalah bagus bila dibandingkan dengan menggunakan kertas origami. Bisa juga memanfaatkan koran bekas yang digulung-gulung kecil, kemudian dibentuk sesuai kebutuhan, misal kotak tisu, tempat pensil, kotak aksesoris dan lain-lain. Sehingga kertas-kertas yang telah terproduksi dari pohon dapat dimanfaatkan secara maksimal, tidak banyak yang disia-siakan.

Selain kertas, konsumsi plastik di Indonesia pun cukup tinggi. Padahal plastik bekas yang terbuang tidak dapat terurai sempurna. Sehingga ini menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Otomatis tanah yang kurang subur atau tandus mana mungkin dapat ditumbuhin tanaman atau pohon. Pasti tanaman tersebut kekurangan nutrisi dari tanahnya dan tidak dapat tumbuh dengan baik. Hal ini menyebabkan peran tumbuhan sebagai satu-satunya produsen di bumi tidak optimal. Sehingga mempengaruhi kelangsungan dan masa depan kehidupan makhluk hidup lainnya .

Maka, untuk mengurangi sampah plastik, manfaatkanlah plastik-plastik bekas tersebut. Seperti yang telah kita ketahui telah banyak orang yang memanfaatkan plastik bekas kemasan makanan ringan, kopi, deterjen atau biskuit untuk membuat kerajinan seperti tas, tempat pensil, bunga plastik dan lain sebagainya. memang, kerajinan tersebut dibuat oleh tangan-tangan yang terampil dan telaten. Sehingga banyak yang berdalih tidak bisa membuat kerajinan seperti itu, ya sudahlah buang saja plastiknya. Padahal ada cara lain yang sangat mudah untuk memanfaatkan plastik.

Hal sederhana sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan dengan mengurangi jumlah sampah plastik yang tebuang adalah dengan memanfaatkan plastik bekas bungkus baju dari tempat laundry menjadi sampul buku. Biasanya, dari tempat laundry baju bersih yang telah rapi pasti dibungkus plastik terlebih dahulu, semakin banyak atau semakin besar volume pakaian yang dilaundry maka semakin besar plastik yang dipergunakan untuk membungkusnya. Plastiknya pasti baru dan bening. Plastik inilah yang bisa dimanfaatkan sebagai sampul buku. Caranya dengan menggunting plastik tersebut sesuai kebutuhan sebagaimana kita menyampul buku. Mudah bukan? Selain mengurangi limbah plastik kegiatan ini juga mengurangi konsumsi plastik,serta menghemat biaya pengeluaran.

Jadi, tak perlu menunggu menjadi profesor ahli untuk menyelamatkan bumi. Setiap kita berhak atas segala apa yang alam berikan. Maka setiap kita pasti wajib menjaga dan melindungi segala apa yang ada di alam. Seperti hutan dan hasil alam, kelestariannya adalah aset untuk masa depan. tak harus terjun ke hutan dan berpatroli sepanjang siang dan malam untuk menjaganya. Cukup lalukanlah hal-hal sederhana, dan jangan lakukan sendiri, bagilah solusi dengan yang lain. Supaya bekerja sama melestarikan lingkungan alam, dan sama-sama bekerja untuk menjaga lingkungan alam. Seperti rintik-rintik hujan yang begitu bermakna sebab mereka terdiri atas tetesan-tetesan yang jumlahnya tak terhingga, jika hujan hanya setetes apakah akan tetap memberikan kebermanfaatan bagi makhluk di muka bumi?

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,