Upaya mengatasi erosi pesisir di Pantai Utara Jawa dengan menggunakan pendekatan Membangun bersama Alam (Building with Nature) mendapatkan penghargaan “Dutch Engineering Award” untuk karya rekayasa yang inovatif. Penghargaan diberikan di Belanda pada 16 Maret 2016 dan diterima oleh dr.ir Rob Nieuwkamer dari Witteveen+Bos, yang dihadiri langsung oleh Ratu Beatrix dan Ratu Mabel serta para praktisi di dunia rekayasa (engineering). Program tersebut diajukan oleh salah satu anggota konsorsium Ecoshape, Witteveen+Bos, karena menggunakan teknik sederhana biaya rendah, namun memberikan dampak yang menguntungkan bagi masyarakat dan alam.
Pemberian penghargaan tersebut telah memotivasi Konsorsium Ecoshape yang bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Pendayagunaan Pesisir serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) yang diwakili oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air untuk menerapkan kegiatan percontohan Program Membangun bersama Alam di Indonesia, di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Rob Nieuwkamer, pimpinan Witteveen+Bos menyatakan bahwa kegunaan dari kegiatan tersebut sangat jelas, terlihat dari banyaknya pihak yang memilih Program Membangun bersama Alam sebagai penerima penghargaan.
Rido M. Batubara, Plt. Direktur Pendayagunaan Pesisir, KKP mengungkapkan, “Inisiatif Membangun bersama Alam di Indonesia telah mendorong ketangguhan bagi masyarakat di wilayah pesisir melalui upaya pencegahan banjir dan erosi lebih lanjut yang akan mengancam kehidupan mereka.” Solusi yang ditawarkan relatif hanya menggunakan teknologi sederhana tetapi cukup canggih dalam hal konsepnya: di lokasi-lokasi yang telah mengalami pengikisan, program ini membangun beberapa struktur pemerangkap sedimen dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia disekitar lokasi kegiatan. Tujuannya meredam hantaman ombak dan kemudian memerangkap sedimen.
Diharapkan pendekatan ini akan mengurangi terjadinya erosi pesisir dan kemudian di lokasi sedimen yang terperangkap dapat memacu pertumbuhan alami dari tumbuhan mangrove. Dalam jangka panjang, hutan mangrove kemudian dapat menggantikan peran bangunan dalam meredam gelombang dan memerangkap sedimen, sehingga solusi lunak tersebut diharapkan dapat mengembalikan fungsi ekologis mangrove dalam melindungi kawasan pesisir.
Dalam perspektif ekonomi masyarakat, kegiatan Membangun bersama Alam juga akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh pengembangan ekonomi dari sektor budidaya perikanan yang berkelanjutan. Masyarakat lokal terlibat secara aktif dalam pengembangan dan pelaksanaan kegiatan, baik dalam perencanaan konsep, pembangunan, maupun pemeliharaan struktur bangunan pemerangkap sedimen.
Tom Wilms, Project Manager Witteveen+Bos Indonesia menegaskan, “Melihat keberhasilan yang telah diperoleh, maka rencana dari konsorsium untuk mereplikasi pendekatan Membangun bersama Alam di wilayah lain Indonesia akan semakin terbuka luas, termasuk melalui peningkatan kapasitas, pertukaran pengetahuan dan pelibatan dalam penentuan kebijakan dan perencanaan.”
Rob Nieuwkamer dalam sambutan penerimaan penghargaan mengatakan, “Ini adalah penghargaan luar biasa. Meskipun kegiatan yang diajukan menggunakan teknologi sederhana, tetapi Dewan Juri telah melihat adanya kebutuhan latar belakang pengetahuan yang kompleks terkait dengan kondisi ekologis dan masyarakat setempat. Pendekatan kemitraan publik dari program ini sangat penting dalam menentukan solusi yang berkelanjutan. Kegiatan ini melibatkan lebih dari sekedar kemampuan rekayasa untuk membangun sebuah struktur bangunan.”
Kemitraan Program Buidling with Nature (BwN) merupakan kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dengan Konsorsium Ecoshape. Wetlands International dari Konsorsium Ecoshape mengkoordinasikan kegiatan di lapangan bekerja sama dengan perusahaan konsultan Witteveen+Bos, Deltares, Blue Forest, Wageningen University & Research Centre, IMARES, UNESCO-IHE dan Universitas Diponegoro. Program BwN berkoordinasi erat dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Demak serta pemerintah desa di lokasi kegiatan.
Yus Rusila Noor
Programme Manager Wetlands International Indonesia