Hari Burung Migran Dunia (World Migratory Bird Day – WMBD) adalah kegiatan kampanye global untuk meningkatkan kesadartahuan untuk perlindungan burung-burung yang bermigrasi dan habitatnya. Kegiatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 2006 oleh Secretariat of the African-Eurasian Migratory Waterbird Agreement (AEWA) bekerja sama dengan Secretariat of the Convention on Migratory Species of Wild Animals (CMS). Kegiatan ini kemudian menjadi kegiatan tahunan yang dilakukan di seleuruh dunia.
Perayaan ini dilakukan pada minggu kedua bulan Mei di mana orang-orang di seluruh dunia bersama-sama melakukan kegiatan berupa aksi di lapangan maupun melakukan event yang terbuka untuk masyarakat seperti festival burung, program edukasi dan melakukan pengamatan burung untuk memperingati WMBD. Walaupun kegiatan dilakukan di banyak tempat di banyak negara, seluruh kegiatan tersebut saling terhubung dengan satu tema kampanye yang sama.
Pada 2016 ini, pengorganisasian kegiatan WMBD dilakukan oleh Secretariat of the Convention on Migratory Species of Wild Animals (CMS), Secretariat of the African-Eurasian Migratory Waterbird Agreement (AEWA), United Nations Environment Programme (UNEP) dan didanai oleh German Federal Ministry for the Environment, Nature Conservation, Building and Nuclear Safety (BMUB).
Tema yang diusung pada tahun ini adalah Stop the illegal killing, taking and trade! (Hentikan pembunuhan, pengambilan dan pedagangan). Lebih dari 100 negara bergabung dalam WMBD pada tahun ini dengan menyelenggarakan lebih dari 250 event. Setiap negara bisa saja menyelenggarakan lebih dari satu kegiatan dalam WMBD.
Indonesia pada tahun ini berpartisipasi di 19 lokasi dari Sumatera hingga Papua dengan 29 kegiatan yang diikuti oleh tidak kurang dari 700 orang. Kegiatan yang dilakukan dalam WMBD ini mulai dari seminar, hingga monitoring burung migran seperti yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Wasur di Papua.
Kegiatan terbanyak yang dilakukan adalah pengamatan burung bersama seperti yang dilakukan di Aceh, Medan, Riau, Palembang, Bengkulu, Bangka, Malang, Surabaya, Bali, Banjarmasin dan Gorontalo. Sementara seminar dilakukan juga di Aceh, Medan, Riau, Jakarta, Malang, Bali, Ketapang, dan Gorontalo. Ada beberapa daerah yang melakukan lebih dari satu kegiatan.
Beberapa daerah seperti Yogya dan Banyumas melakukan kampanye langsung dan Yogya meneruskannya dengan kegiatan pendidikan lingkungan. Sementara Solo melakukan kegiatan Birding Arts. Bagi Indonesia WMBD kali ini begitu spesial karena video karya Gorontalo Biodiversitry Forum menjadi pemenang pada kontes pembuatan video untuk WMBD.
Menurut Yus Rusila Noor dari Wetlands International-Indonesia Programme, kegiatan seperti ini perlu dilakukan sebagai pengingat bahwa Indonesia memiliki tanggung jawab untuk juga melindungi burung-burung yang sedang bermigrasi tersebut karena menyinggahi Indonesia.
Panitia perayaan WMBD Indonesia ini terdiri atas UKM Himpus FKH Unsyiah dan Aceh Birders, Aceh; PEMA Biologi UMA dan Biopalas USU, Medan; Padang; BNWP (Biology Nature and Wildlife Photography) dan Himpunan Mahasiswa Biologi FMIPA, Riau;Commmunity of Conservation, Palembang; Bencoolen Bird Watching, Komunitas Mangrove Bengkulu, Bengkulu; Fauna Flora Bangka, Bangka; KSHL Comata UI, BBC Ardea UNAS, KPB Nycticorax UNJ, KPB Nectarinia UIN dan Burung Nusantara, Jakarta.
https://www.youtube.com/watch?v=gYROdkTGrb0&feature=youtu.be
Turut juga Biodiversity Society dan Banyumas Wildlife, Banyumas; Pelatuk BSC Unnes, Semarang; PPBJ, Yogjakarta; Ikatan minat provesi Kelompok Eksotik Aquatik dan Satwa Liar (Improve Kelawar) FKH Brawijaya, Malang; Kelompok Studi Kepak Sayap, Solo; Bird Consultant dan KSBLPecuk, Surabaya; Mahasiswa Minat Profesi Satwa Liar Rothschildi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Bali; Ketapang Biodiversity Keeping (KBK), Ketapang-Kalimantan Barat; STKIP PGRI Banjarmasin, Banjarmasin- Kalimantan Selatan; Gorontalo Biodiversity Forum, Gorontalo-Sulawesi; Pejabat fungsional PEH, Polhut dan staff yang ada di SPTN Wilayah II Ndalir TN Wasur, Papua.
Rudyanto
Burung Nusantara