,

Botanis Muda Sumatera Selatan Herbariumkan 246 Spesimen

 

 

 

Sekitar 246 spesimen dari empat tipe ekosistem atau tutupan hutan di Sumatera Selatan dibuat herbariumnya oleh para botanis muda. Empat tipe tutupan hutan tersebut yakni gambut, mangrove, dataran rendah dan dataran tinggi. Namun ke-246 spesimen tersebut sebagian besar dari wilayah dataran rendah, yang sebagian besar berada di hutan REKI dan Dangku.

Pembuatan herbarium ini dilakukan dalam Pelatihan Herbarium yang diselenggarakan GIZ Bioclime dan BPK (Balai Penelitian Kehutanan) Palembang, 7-8 April 2015 lalu di Palembang. Botanis muda yang ikut sebanyak 27 orang yang mewakili Fakultas MIPA Biologi Universitas Sriwijaya, BPK Palembang, dan Universitas Muhammadiyah Palembang. Fasilitatornya Prof. Tukirin Partomihardjo dari LIPI bersama asistennya Dafid Pirnanda.

“Pelatihan merupakan moment estafet ilmu pengetahuan kepada para botanis muda di Sumsel. Ini suatu moment yang sangat penting dan perlu dilakukan sesering mungkin,” kata Tukirin.

Hendi Sumatri, ketua pelaksana kegiatan, menjelaskan kegiatan GIZ Bioclime bersama BPK Palembang serta pihak lainnya dalam pengukuran karbon dan keanekaragaman hayati di Sumsel menghasilkan banyak herbarium selama 2015 lalu, yang sebaiknya dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian.

“Selain meningkatkan kapasitas botanis muda di Sumsel. Kegiatan ini juga mendorong kepedulian kaum muda untuk menjaga hutan dan lahan di Sumsel agar terhindari dari kerusakan, baik akibat perambahan maupun kebakaran,” papar Hendi.

Herbarium sebanyak 246 itu dengan standard LIPI, setelah pelatihan akan diserahkan kepada Universitas Sriwijaya untuk digunakan dalam kegiatan edukasi, khususnya di Fakultas MIPA Biologi.

Sementara survei karbon dan biodiversitas saat ini masih dilakukan di dataran tinggi. Para botanis masih berpetualang di hutan untuk mendapatkan spesimen-spesimen yang sudah dikenal maupun belum.

 

Botanis muda. Foto: GIZ Bioclime
Botanis muda. Foto: GIZ Bioclime

 

Buah hingga tanaman terancam

Spesimen yang dijadikan herbarium ini mulai tanaman yang menghasilkan buah hingga pohon yang saat ini mulai langka atau terancam keberadaannya.

Jenis yang diherbariumkan di antaranya adalah akasia, antui, arang-arang, asam gelugur, bayas, bayung, babi kurus, bacang, duku, durian, duruan burung, kates, katu, karet, jelutung rawa, jelutung darat, rambai, rambutan hutan, saga hutan, salam, semak punai, sengkuang, sepah, simpur kijang, simpur rawa, tembesu, tembesu angin, tembesu rawa, tembesu perdu, timur badak, juga waru.

Semoga herbarium benar-benar menjadi sumber pengetahuan generasi muda dan generasi selanjutnya mengenai kekayaan hayati Sumatera Selatan. Harapan lebih jauh, mereka turut melestarikan sejumlah spesimen yang mulai langka atau terancam tersebut.

 

Botanis muda bersama fasilitator dan panitia pelaksana. Foto: GIZ Bioclime
Botanis muda bersama fasilitator dan panitia pelaksana. Foto: GIZ Bioclime

 

Nyimas Wardah

Capacity Building and PR Management GIZ Bioclime

 

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,