Keanekaragaman hayati sangat erat hubungannya dengan manusia, seperti produk makanan yang sering dikonsumsi. Akan tetapi, harus lebih cerdas dan teliti untuk mengonsumsinya agar terhindar dari zat yang berbahaya bagi tubuh.
Sebagai perayaan Hari Keanekaragaman Hayati, yang diperingati setiap tanggal 22 Mei, Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Pelatihan Pembuatan Pereaksi Untuk Analisis Residu Formalin dan Boraks Pada Produk Makanan” pada 28 Mei 2016.
Pelatihan yang juga sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, yang diselengarakan di Laboratorium Kimia Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta, ini dihadiri siswa yang tergabung dalam Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA Sumbabgsih dan Pecinta Alam Sapta Pala SMA N 7 Jakarta.

Hadir sebagai narasumber Drs. Ikna Suyatna Jalip, M.S dan dimoderatori oleh Drs. Ikhsan Matondang, M.Si yang juga merupakan Dosen Fakultas Biologi UNAS. Uji boraks dan formalin pada makanan ini juga didampingi oleh anggota Kelompok Studi Ekologi Perairan Fakultas Biologi UNAS.
Ikna menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam membuat pereaksi analisis residu formalin dan boraks pada makanan. Selain itu, siswa juga dapat membedakan produk makanan yang mengandung formalin dan boraks dengan yang tidak.
“Dengan mengikuti pelatihan ini, saya dapat membedakan makanan yang berformalin dengan yang tidak”. Ujar Tsabita Yuliandini Jiwanti.
Tsabita yang merupakan wakil ketua KIR SMA sumbangsih mengatakan, “Setelah mengikuti pelatihan ini, dia akan lebih hati-hati dalam memilih makanan. Ini dikarenakan jika makanan yang berformalin atau mengandung boraks masuk ke tubuh, zat berbahaya tersebut dapat merusak sistem pencernaan.”
“Setelah mengikuti pelatihan ini, saya ingin menguji makanan yang dijual di kantin sekolah. Saya penasaran apakah makanan yang dijual tersebut bebas formalin atau tidak,” ujar Taufik Kusuma Putra, Ketua Sapta Pala SMA N 7 Jakarta yang juga mengikuti pelatihan.

Universitas Nasional (UNAS) adalah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tertua di Jakarta dan tertua kedua di Indonesia. UNAS didirikan pada 15 Oktober 1949 oleh seorang budayawan terkemuka, yaitu Sutan Takdir Alisjahbana bersama tokoh-tokoh terkemuka Indonesia.
UNAS terdiri dari sembilan fakultas yang salah satunya adalah Fakultas Biologi. Fakultas Biologi konsen terhadap lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang terkait upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Kepedulian ini sangat didukung oleh proses pembelajaran dan sarana-prasarana yang ada di kampus maupun lapangan.

Ahmad Baihaqi
Pusat Pengkajian Konservasi Alam dan Lingkungan
Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta