,

Pelajar dan Mahasiswa Palembang Semarakkan Celebration Of Biodiveristy Day 2016

 

 

 
Dalam rangka memperingati The World Biodiversity Day 2016, GIZ-Bioclime, ZSL, Pemerintah Jerman dan BKSDA Sumsel mengadakan Celebration Of Biodiveristy Day 2016 di Kambang Iwak, Palembang, Minggu (29/05/2016). Kegiatan yang melibatkan Mapala UIN Raden Fatah Palembang ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan penyadaran kepada masyarakat Palembang mengenai keanekaragaman hayati.

“Juga meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati, termasuk cara penanganan hewan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Dr. Berthold Harsler, team leaders Bioclime.

Adapun kegiatan dalam Celebration of Biodiversity Day 2016 tersebut berupa lomba mewarnai untuk sekolah dasar, menulis esai untuk sekolah menengah pertama, serta diskusi mengenai biodiversitas dengan narasumber Muhammad Sabilillah dari ZSL, serta perwakilan dari pemerintah Palembang, Polda Sumsel, Animals Indonesia, dan Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya.

 

Lomba mewarnai tingkat SD. Foto: GIZ Bioclime

Lomba mewarnai tingkat SD. Foto: GIZ Bioclime

 

Ratusan siswa SD, SMP, dan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi mengikuti kegiatan ini.

Sebagai pemenang lomba mewarnai adalah Banyu Biru dari SDN 228 Palembang, Aisyah dari MIN 2 Palembang, dan Aliyah dari SD Pusri Palembang.

Pemenang esai tentang lingkungan hidup adalah Amira Riani Kansa dari SMPN 33 Palembang, Rizky Ramadhon dari SMPN 27, serta Roaidah dari SMPN 33 Palembang.

 

Pemenang lomba mewarnai SD. Foto: GIZ Bioclime

Pemenang lomba mewarnai SD. Foto: GIZ Bioclime

 

Dijelaskan Berthold, keanekaragaman hayati adalah ruang lingkup yang tidak dilepaskan dari kehidupan di sekitar kita. Tanpa hewan dan tumbuhan di sekitar kita, manusia tidak akan ada artinya. Keseimbangan ekosistem, mata rantai makanan memiliki hubungan yang satu dengan yang lainnya.

Namun, semakin hari kesadaran orang akan pentingnya keseimbangan ekosistem semakin menyusut seperti berkurangnya luasan hutan di Indonesia. Penebangan secara liar masih terjadi di sekitar kita. Pihak yang melakukan mungkin tidak merasa terugikan, namun dampaknya berpengaruh kepada makhluk hidup di sekitar hutan.

Hewan-hewan tidak memiliki rumah lagi sehingga lari ke permukiman penduduk. Hutan menjadi gundul, tidak ada tempat resapan air dan lebih parahnya membuat ekosistem menjadi rusak. Tak sedikit hewan yang mati di karenakan tempat tinggal mereka yang hancur oleh ulah pihak yang tidak bertanggung jawab.

 

Muhammad Sabilillah, narasumber diskusi Celebration Of Biodiveristy Day 2016. Foto: GIZ Bioclime
Muhammad Sabilillah, narasumber diskusi Celebration Of Biodiveristy Day 2016. Foto: GIZ Bioclime

 

Ditambah dengan pemburuan liar, hewan-hewan langka menjadi terancam. Perlindungan hukum dari pemerintah tak membuat kehidupan satwa tersebut aman. Contoh, hewan endemik sumatera seperti harimau sumatera yang jumlahnya menurut, juga orangutan sumatera yang berkurang.

Jika terus dibiarkan ekosistem akan hancur, keanekaragaman hayati tinggalah kenangan dan tidak seimbang. Generasi mendatang yang akan merasakan dampak dari hal yang sekarang. Peningkatan hukum dan kesadaran masyarakat akan ekosistem dan keanekaragaman hayati harus lebih di tingkatkan. Biodiversity day merupakan moment yang tepat untuk untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dunia akan pentingnya kelestarian keanekaragaman hayati.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung atas suksesnya kegiatan ini,” ujar Harsler.

 

Peserta diksusi, mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang. Foto: GIZ Bioclime
Peserta diksusi, mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang. Foto: GIZ Bioclime

 

Nyimas Wardah

Capacity Building and PR Management GIZ Bioclime

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,