, ,

Berikut Beberapa Tumbuhan dan Satwa Endemik yang Berasal dari Borneo

Tumbuhan sejenis Amorphophallus sp. Foto dok. M. Rizal Alqadrie, YP
Keterangan Foto :Tumbuhan sejenis Amorphophallus sp. Foto dok. M. Rizal Alqadrie, YP

Tumbuhan dan satwa merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan di lingkungannya yang tidak lain adalah hutan, tidak terkecuali di daerah hutan hujan seperti di Kalimantan. Tentunya, tumbuhan, hutan dan satwa begitu penting bagi keberlanjutan bumi hingga nanti. Bayangkan bila tumbuhan, hutan dan satwa tidak ada apa yang terjadi?.

Beberapa tumbuhan dan satwa endemik yang ada di Kalimantan antara lain adalah :

Tumbuhan endemik yang berasal dari Borneo (Kalimantan); anggrek hitam (Coelogyne pandurata), bunga bangkai (Amorphpophallus titanium). Sedangkan tumbuhan buah seperti durian hutan, teratong, durian burung, pekawai, jantak /jatak, Melinsum/linsum (salak Kalimantan) dan Asam maram. Beberapa tumbuhan-tumbuhan ini sangat istimewa bagi manusia dan satwa. Dari buah-buahan tumbuhan ini manusia bisa terbantu dari segi ekonomi dengan memanfaatkannya sebagai penghasilan. Hal yang sama juga, dari tersedianya buah-buahan dari tumbuhan hutan menjadikan satwa/hewan dapat bertahan hidup.

Linsum, melinsum atau ada yang menyebutnya salak Kalimantan. Foto dok. Petrus Kanisius
Keterangan Foto :Linsum, melinsum atau ada yang menyebutnya salak Kalimantan. Foto dok. Petrus Kanisius

Sedangkan satwa/hewan endemik asal Kalimantan antara lain adalah; Orangutan, Bekantan, Burung enggang. Ketiga satwa ini keadaannya dari hari kehari semakin memprihatinkan keberadaannya dikarena habitat hidup mereka berupa hutan kian semakin sempit.

Female = Beth Infant = Benny
Orangutan remaja yang mendiami hutan hujan di Gunung Palung. Foto dok. Tim Laman dan Yayasan Palung

Orangutan misalnya, satwa endemik yang disebut kera besar ini mendiami dua pulau (Sumatera dan Kalimantan) dan memiliki kemiripan DNA dengan manusia mencapai 96,4 %. Saat ini orangutan masuk dalam status IUCN dalam daftar sangat terancam punah.

Monyet belanda, demikian monyet yang memiliki hidung mancung disebut. Habitat hidup dari bekantan adalah di sekitar hutan tepian sungai. Keberadaan satwa ini juga sangat dilindungi karena satwa ini hanya terdapat di pulau Kalimantan.

Sedangkan nasib dari burung enggang tidak kalah terancamnya. Dari tahun ke tahun kepak sayap dari burung enggang yang menjadi ikon kota Pontianak ini kian sayup terdengar karena sering diburu paruhnya. Sepanjang tahun nasib hidup burung enggang kian tragis dialamnya berupa hutan. hal yang sama juga bagi kelempiau, kelasi dan beberapa satwa lainnya tidak terkecuali tarsius dan kukang.

Jpeg

Keterangan Foto : Si malu-malu saat diselamatkan oleh teman-teman FPTI dan Sispala Care. Foto dok. FPTI & Sispala Care.

Beberapa tumbuhan dan satwa yang berdiam di hutan sebagai habitat hidupnya tidak terkecuali memiliki fungsi merupakan rantai makanan (penyeimbang ekosistem). Adanya tumbuhan, hutan dan satwa memiliki peranan penting bagi keberlanjutan atau keharmonisan makhluk hidup lainnya yang sayang jika tidak berlanjut.

Tumbuhan, hutan dan satwa juga memiliki peranan penting bagi satukesatuan bagi semua makhuk hidup lainnya. Tidak bisa disangkal, tumbuhan, hutan dan satwa sangat berguna/bermanfaat bagi manusia dan lingkungan. Hutan dan tumbuhan memiliki peran bagi tersediannya oksigen, penyedia perpustakaan bagi ilmu pengetahuan dan sebagai pencegah terjadinya berbagai ancaman yang bisa saja mendera seperti banjir, longsor dan kekeringan.

Demikian juga halnya satwa endemik seperti orangutan dan burung enggang yang memiliki fungsi sebagai penyembang (spesies payung). Mengapa? Disebut sebagai spesies payung karena satwa yang dimasud adalah sebagai penyebar biji-bijian sebagai cikal bakal reboisasi hutan secara alami. Tumbuhan pun begitu penting bagi tatanan kehidupan lainnya (makhluk lainnya) sama halnya dengan hutan. Tumbuhan memiliki peranan penting bagi penyedia obat-obatan alami (obat-obat tradisional).

Belajar tentang tumbuhan. Foto dok. Yayasan Palung
Keterangan Foto : Belajar tentang tumbuhan. Foto dok. Yayasan Palung

Adanya satwa dan tumbuhan sebagai indikator (penanda) hutan sebagai habitat hidup masih baik adanya. Sebaliknya bila hutan, tumbuhan dan satwa sudah semakin berkurang atau bahkan sangat terancam punah/hilang pasti keberlanjutan makhluk hidup termasuk manusia dijamin akan sulit bertahan (berlanjut) secara lestari bila tidak ada tumbuhan, hutan dan satwa.

Perlu perhatian semua pihak jika tumbuhan, hutan dan satwa boleh berlanjut. Salah satunya kepedulian, kebijaksanaan serta perlindungan. Dengan demikian tumbuhan, hutan dan satwa dapat terjaga dengan baik pula demi keberlanjutan makhluk hidup terlebih kita manusia.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,