Perempuan sangat berpengaruh besar terhadap lingkungan. Bayangkan saja, sebagian besar urusan keluarga diatur oleh perempuan. Mulai dari berbelanja, memasak, membersihkan rumah, halaman, dan pekerjaan lain. Secara garis besar, semua tindakan perempuan mempunyai pengaruh yang besar terhadap lingkungan. Dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas perempuan seringkali dapat mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan.
Contoh beberapa aktivitas perempuan yang dapat merusak lingkungan yaitu :
- Pemakaian alat-alat kosmetik yang terbuat dari bahan kimia dapat menyerap cahaya kosmik dari luar atmosfer hingga masuk ke dalam atmosfer bumi hingga cahaya yang masuk tidak dapat dipantulkan lagi. Akibatnya, suhu lingkungan menjadi panas karena lapisan ozon menipis. Jika semua wanita di dunia ini menggunakan kosmetik dalam skala besar, maka efeknya sangat besar, akan sama halnya seperti efek rumah kaca.
- Pemakaian bahan-bahan untuk mandi, mencuci, dan membersihkan lantai; yang terbuat dari bahan kimia yang dapat merusak ekosistem tanah. Air sisa deterjen atau sabun yang telah digunakan mengalir menuju ke tempat pembuangan, ternyata sangat berbahaya. Apalagi jika dialirkan langsung ke tanah atau halaman belakang rumah, maka ekosistem di dalam tanah akan hilang.
- Perempuan sangat terikat dengan penggunaan tissue yang dibawanya kemana saja mereka pergi. Parahnya, mereka tidak mengontrol pembuangan tissue setelah mereka pakai. Kebiasaannya, para perempuan dengan seenaknya membuang sampah tissue mereka. Permasalahan yang besar terletak pada bahan dasar untuk membuat tissue yang mengharuskan penebangan pohon secara besar-besaran.
- Perempuan merupakan produsen sampah plastik terbesar saat berbelanja. Bagaimana tidak, jumlah kantong plastik yang dibawa pulang dalam bungkusan bahan belanjaan sangat banyak. Sesampai di rumah, mereka mengumpulkan dan membuangnya. Padahal, sampah plastik susah terurai di dalam tanah, jika pembuangan sampah plastik dilakukan secara besar-besaran, maka akan mengundang wabah penyakit jika sampah plastik tidak dikendalikan dan didaur ulang dengan baik.
- Perempuan senang menggunakan pestisida dan pupuk bunga semprot dari bahan kimia yang dapat merusak ekologi tanah. Jika diperhatikan, saat perempuan menyemprot tanaman hias di pekarangan rumah mereka, keesokan harinya tidak akan terlihat lagi belalang yang dulunya sering hinggap di sekitar tanaman itu.
- Perempuan sering membuang sampah rumah tangga tanpa memisahkan sampah-sampah tersebut menjadi sampah kering atau sampah basah sehingga sangat sulit untuk diproses dalam sistem daur ulang sampah.
- Pada saat mandi, mencuci, memasak, menyetrika atau mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, perempuan tidak terlalu peduli dengan penghematan energi. Seringnya, perempuan menggunakan air dan listrik seenaknya dan bersifat boros.
Namun, perempuan juga bisa menjadi agen perubahan bagi lingkungannya. Perempuan seharusnya yang lebih difokuskan dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup. Potensi perempuan yang besar dapat dikembangkan dalam pemeliharaan, pelestarian lingkungan dan pencegahan pencemaran lingkungan. Selain jumlah perempuan cukup mendominasi, telah banyak juga bukti bahwa perempuan mampu mengatasi masalah lingkungan disekitarnya. Hal ini dikarenakan, banyak aktivitas perempuan yang berpengaruh besar terhadap kualitas lingkungan. Selama ini perempuan kurang diikut sertakan dalam pengelolaan lingkungan baik itu dalam akses, partisipasi, kontrol dan manfaat. Perempuan juga kurang diberi pengetahuan tentang cara pengelolaan lingkungan termasuk pengelolaan limbah dan pencegahan pencemaran lingkungan. Perempuan hanya dijadikan objek, sebagai pemakai bahan-bahan konsumsi rumah tangga, tanpa diberi pengetahuan tentang bahaya dari bahan-bahan itu terhadap dirinya, keluarga dan lingkungannya.