Capung, Riwayatmu Kini

Odonata atau yang kita kenal dengan capung mempunyai peran sebagai bio-indikator lingkungan. Pertama, capung dapat dijadikan indikator air. Capung bertelur di dalam air kemudian menjadi nimfa (serangga yang hidup di dalam air).

Foto Oleh Tommy Apriando.
Foto Oleh Tommy Apriando.

Nimfa capung inilah yang sensitif terhadap pencemaran sehingga membantu kita menandai mana air yang masih baik mana yang tidak. Saat menjadi capung dewasa ada beberapa jenis yang hanya bisa hidup di hutan atau perairan alami dan keberadaan capung-capung tersebutlah yang dapat menjadi pertanda.

Sebagai predator, capung berperan penting dalam keseimbangan ekosistem terutama dalam dunia pertanian karena ia memakan hama yang kadang mengganggu tanaman seperti kutu daun dan wereng. Selain itu, nyamuk juga salah satu serangga yang menjadi makanan capung.

Hingga saat ini belum bisa dipastikan berapa jumlah odonata di Indonesia. Riset yang dilakukan oleh IDS masih belum bisa memastikan berapa jumlah pasti dari jenis odonata di Indonesia.

Foto Oleh Tommy Apriando.
Foto Oleh Tommy Apriando.

Tabita Makitan dari IDS mengatakan, diperkirakan ada 700 jenis di Indonesia. Namun belum bisa dipastikan dimana tempat yang paling banyak ditemukan capung karena selama ini mereka baru mengeksplorasi di seputar pulau Jawa.

Foto Oleh Tommy Apriando.
Foto Oleh Tommy Apriando.

Indonesia sendiri belum punya data pasti berapa jumlah capung yang ada dan hingga kini belum ada ahli capung dari Indonesia. “Semoga permulaan ini dapat terus berlanjut seperti banyak negara yang sudah memberi perhatian pada capung.

 

Indonesia harusnya mempunya keragaman capung yang menarik karena termasuk wilayah tropis dimana capung hadir sepanjang tahun dan lebih beragam dari daerah non-tropis.”

Menjaga keberadaan capung sangat mudah, salah satunya dengan tidak membuang sampah di sungai. Selain itu kita juga dapat membuat habitat buatan / kolam untuk capung. Saat ini, habitat capung sudah banyak terampas bahkan sebelum kita mengerti peran dan manfaat capung.

Foto Oleh Tommy Apriando.
Foto Oleh Tommy Apriando.

Saat ini di berbagai wilayah di Indonesia, banyak areal persawahan (terutama dalam pertanian modern) sudah bergantung pada pestisida.

Foto Oleh Tommy Apriando.
Foto Oleh Tommy Apriando.

Capung dan serangga-serangga lain yang tidak tahan terpaksa pergi. Begitu juga jika sungai-sungai kotor. Capung-capung enggan bertelur di lokasi tersebut. Sementara habitat capung yang sudah digantikan dengan gedung-gedung tinggi juga membuat capung hanya tinggal cerita.

Foto Oleh Tommy Apriando.
Foto Oleh Tommy Apriando.

 

 

 

 

 

 

Dengan menjaga lingkungan tetap alami dan tidak memakai dan mengkontaminasi lingkungan dengan bahan-bahan kimia maka akan menjaga keberlangsungan siklus kehidupan.“Lingkungan yang alami pasti akan menghadirkan capung dan juga makhluk hidup lain sehingga ada keseimbangan di dalamnya,”

 

Kalian juga bisa membaca artikel menarik lainnya di www.mongabay.co.id – lihat link berikut : http://www.mongabay.co.id/2013/05/06/capung-si-jagoan-mungil-penjaga-air-untuk-manusia/

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,