, ,

Keajaiban Karya Tuhan

0107201324671147_pt_kiani_kertas_thumb_300_225

Siapa yang tidak mengenal Berau?Sebuah daerah yang penuh dengan potensi wisata dan Sumber Daya Alam melimpah ruah. Kota yang luasnya 24.0201 meter persegi ini terletak di Provinsi Kalimantan Timur,Provinsi yang sangat kaya akan hasil alamnya.
Apa yang anda cari semua ada di Kota “Sanggam” ini,mulai dari perikanan,perhutanan,perkebunan hingga pertambangan yang menjadi tren saat ini. Berau juga terkenal dengan Pulau Derawan yang menjadi surga bagi para penyelam dan dengan diakuinya Pulau Derawan sebagai kawasan wisata terbaik ke 63 di dunia (versi CNN),sangat mempesona bukan?
Namun, kali ini saya tidak akan bercerita tentang Derawan ataupun pesona Berau yang sudah sangat populer tersebut.

Namanya adalah Mangkajang,sebuah kawasan desa yang letaknya 60 km dari timur Ibukota Kabupaten Berau,Tanjung Redeb.Desa ini terletak di Kecamatan Sambaliung,dimana memiliki pesona “hijau” yang sangat luar biasa.
Untuk menuju Mangkajang,anda membutuhkan waktu 60 menit hingga tiba desa ini. Sepanjang perjalanan, sahabat dapat menikmati pemandangan langsung karya tangan Tuhan,tepat di kanan-kiri jalan masih ditumbuhi pohon-pohon besar serta lahan pertanian masyarakat khas Borneo.
Saya tinggal disini kurang lebih 9 tahun,mulai dari TK sampai SMP,dengan beragam cerita namun 1 rasa.Hingga akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan SMA ke luar kota,tepatnya di Samarinda dan lanjut kuliah,dan setiap liburan saya selalu memilih pulang ke desa kecil ini ketimbang hrus liburan ke luar daerah.

Tepat di desa ini,berdiri sebuah Perusahaan pulp terbesar di ASEAN yang memiliki luas pabrik sebesar 3.400 ha. Dari sinilah masyarakat mendapat mata pencaharian termasuk Abi saya sendiri. Perusahaan yang dimiliki oleh mantan Danjen Kopassus,Prabowo Subianto ini memang dalam beberapa tahun terakhir mengalami permasalahan sehingga pabrik pulp tersebut lebih banyak berhenti beroperasi.

Mangkajang memiliki berbagai macam vegetasi tumbuhan dalam hutan,seperti acacia mangium,eucalyptus,gmelina ,meranti.trembesi,jati,cemara,kelapa,bambu,nipah,rotan,anggrek,ulin,bengkirai srta berbagai vegetasi lainnya.
Untuk fauna,Mangkajang memiliki banyak fauna yang tidak bisa anda temui di kota kota besar dan wilayah lainnya. Setiap pagi anda akan mendengarkan suara uwak uwak dari belakang rumah serta melihat burung enggang terbang dengan leluasa. Desa ini juga memiliki banyak biawak berukuran besar yang berlalu lalang di daerah pinggir rawa dan danau. Sahabat juga dapat bercengkrama dan memberi makan untuk saudara jauh,yaitu monyet (peace). Hingga beruang pun dapat anda temui di hutan Mangkajang ini,berminat?
Selain keanekaragaman flora fauna di Mangkajang ini,disini juga terdapat fenomena alam yang tidak akan anda temui di daerah manapun. Disini terdapat 4 buah batuan berukuran sangat besar yang disebut warga “Batu Selamat Datang”. Mengapa dinamai Batu Selamat Datang?
Batu ini memiliki ketinggian antara 3,5-4 meter dengan diameter sebesar 2 meter. Uniknya,batu batu ini berbentuk unik,ada yang seperti kepala ular,dan ada yang berbentuk seperti katak.
Dinamakan Batu Selamat Datang,sebab batu tersebut berada tepat di depan komplek Management House ,dimana 2 batu itu berdiri tegak berhadap – hadapan mengapit jalan masuk,sedangkan 2 batu lainnya tegak menghadap sebuah danau yang dinamakan Danau “Abdul Wahid”.

Menyusuri jalan Mangkajang,maka kita akan menemui sebuah Bandara yang bernama “Lungsuran Naga”. Awalnya saya juga penasaran mengapa dinamakan Lungsuran Naga,dan penduduk asli Mangkajang menceritakan bahwa dulu pernah ada Naga melungsur di lokasi tersebut,dan sampai sekarang Naga itu tinggal di bawah Bandara tersebut. Ya saya menganggap ini mitos,tapi who know’s? Apapun dapat terjadi atas kehendak Tuhan.
Di bandara tersebut pernah mendarat orang nomor satu di Republik ini pada masanya,yaitu Presiden Soeharto. Beliau pada tahun 1997 datang untuk meresmikan beroperasinya PT Kiani Kertas(sekarang PT Kertas Nusantara). Pada tahun 1998 pun datang KASAD TNI,Jendral Subagyo HS,beliau sempat mengunjungi rumah kami serta menggendong adik saya yang baru saja lahir (enak banget).
Setelah itu,pada tahun 2008,Bandara Lungsuran Naga juga didatangi oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia,Bapak MS.Kaban beserta Prabowo Subianto,sang pemilik Perusahaan.
Yah desa kecil ini ternyata pernah dikunjungi oleh orang orang besar di Republik Indonesia,walaupun sekarang pabrik terbesar di ASEAN ini semakin terpuruk.

Puas melihat bandara,yuk kita lanjutkan perjalanan keliling desa ini. Selanjutnya kita masuk ke sebuah desa yang masih termasuk kawasan Mangkajang,yaitu Mantaritip. Mantaritip merupakan desa yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan,dan dihuni mayoritas suku Bugis. Di desa ini juga termasuk dalam Master Plan Kabupaten Berau untuk pembangunan Pelabuhan Samudera Internasional Kalimantan Timur. Pembangunan pelabuhan yang mestinya rampung tahun ini,pada kenyataannya belum menunjukkan progress positif,ya begitulah Indonesia,jadi dimaklumi saja.
Dari pelabuhan mantaritip juga bisa langsung ke Derawan loh,dengan menggunakan perahu atau kapal sahabat perlu waktu 4-5 jam untuk langsung tiba di Derawan.
Ya di Mantaritip ini terdapat hasil perairan yang melimpah dan dengan harga yang cukup murah,contohnya kepiting,ikan,udang dan lain lain,dan perlu diketahui untuk di Mantaritip ini belum tersentuh listrik PLN,baru tiang tiangnya saja yang terpancang,jadi masyarakat swadaya menggunakan genset yang nyala dari pukul 18.00-06.00.
Layaknya masyarakat yang tinggal di pesisir,ya barang tentu pemandangan perahu,jala,dan rumah – rumah panggung sudah tidak asing lagi ditemui.

Oke sahabat,setelah dari Mantaritip kita lanjutkan touring ke komplek Perumahan yang ada di dalam kawasan Perusahaan ini,jadi kita akan menemui rumah – rumah unik yang nyentrik berbeda dari perumahan di dunia ini. Yang paling unik adalah komplek Perumahan Ulin,disini seluruh rumah menggunakan bahan dasar ulin,mulai dari eksterior hingga interior,dengan tipe yang berbeda beda. Sejak 1997 perumahan ulin ini masih kokoh berdiri tanpa ada 1 rumah pun yang jabuk,bahkan roboh. Harus kita akui kayu ulin yang hanya ada di Kalimantan ini sangat spesial dan mahal,sehingga banyak orang dari luar Kalimantan yang sangat ingin menggunakan dan mengoleksi kayu ini, Seiring berjalannya waktu,vegetasi ulin di Kalimantan sangat sulit ditemui. Makanya,sebagai orang Kalimantan,jangan malu dong dibilang orang hutan,justru kita bangga punya kekayaan alam yang tidak ditemui di daerah manapun.
Ah,lagi lagi perang bathin di dalam benak saya terjadi. Meskipun saya bukan orangb asli Kalimantan,tetapi saya sudah merasa ini menjadi kampung kedua saya,sebab dari kecil hingga dewasa seperti saat ini saya selalu hidup bersebelahan dengan alam.
Sambil memegang stang motor,menyusuri jalan-jalan batu kita mengelilingi jalan di sepanjang desa ini,perlu sahabat ketahui,disini terdapat “Arboretum”,yang artinya tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian dan pendidikan. Dengan jenis jenis pohon seperti yang saya paparkan sebelumnya.

Selain Bandara dan Perumahan,di kawasan Desa Mangkajang ini juga terdapat fasilitas lain,seperti Klinik,Guess House,Yayasan Pendidikan Kertas Nusantara mulai dari Paud Terpadu hingga SMA,lalu ada 2 Masjid yakni Masjid Al Muhajirin dan Baitul Gafur,serta Gereja Oikumene. Ada Koperasi karyawan,kemudian Lembaga Ekonomi Syariah yang semuanya mandiri dikelola pihak masjid. Selanjutnya ada GOR Bulutangkis,Lapangan Bola,Lapangan Tenis merangkap Lapangan Futsal,dan ada fitness center. Yah memang Mangkajang diapit oleh hutan,namun fasilitas semuanya dikelola oleh masyarakat dan bantuan Perusahaan.
Dan sahabat,di Mangkajang ini sama sekali belum tersentuh listrik PLN dan air PDAM,aliran listrik dari Boiler Perusahaan,yang apabila Pabrik beroperasi dapat nyala 24 jam. Namun jika Pabrik tidak start up,maka menggunakan Generator Set yang menyalakan listrik pada pukul 18.00-23.00,lalu pukul 03.00-06.00(waktu sahur).
Air sendiri dialirkan dari Water Intake yang dikelola Pabrik,dengan sistem filtrasi ketat sehingga air yang sampai sudah terjamin higienisnya.
Sambil melihat lihat pemandangan sekitar,sahabat mungkin harus mengetahui jika malam hari di Mangkajang ini sangat indah. Ribuan bahkan jutaan bintang sering hadir menyapa kita dengan kerlap kerlip yang menawan. Abi saya juga pernah bilang kalau di langit sana ada namanya sungai langit,yang terlihat dari sini seperti air yang mengalir di awan. Dan saya sangat senang setiap malam keluar untuk sekedar mengagumi dan mensyukuri betapa Maha Dahsyatnya Tuhan menciptakan ini semua yang sudah sangat susah ditemui di langit Kota Kota Besar manapun.

Kita semua sudah mengetahui,betapa hutan Kalimantan ini terjadi deforestasi besar – besaran,apalagi yang barusan kita lihat di televisi dan membaca di media – media terjadi kebakaran hutan besar di Sumatera yang membakar 16.000 ha hutan dan lahan gambut. Bisa sahabat bayangkan jika hutan kita semakin habis,ibarat perokok yang paru parunya semakin coklat akibat tergerusnya paru paru itu sendiri. Dunia akan meningkat suhunya,polusi dimana mana,bencana alam akan lebih mudah terjadi. Seperti dikutip Mongabay.com bahwa permintaan pulp and paper dunia hingga 2020 akan mengalami peningkatan hingga 80%,itu artinya akan lebih banyak kayu yang akan ditebang.
Dilema memang,di satu sisi saya aktif sebagai pegiat lingkungan.Namun di sisi lain orang tua saya bekerja di Perusahaan yang memnggunakan bahan baku dari hutan itu sendiri. Tetapi saya bersyukur,karena Perusahaan tempat ayah saya bekerja ini aktif melakukan reboisasi dengan melibatkan pelajar,sehinggat tiap tahunnya bisa lebih dari 1.000 pohon ditanam di kawasan ini. Dan seiring berjalannya waktu dan terkendala finansial,Perusahaan ini pun lebih banyak mati suri,sehingga tidak beroperasi dan melakukan penebangan kayu di kawasan HTI.

Sudah lelah berjalan jalannya sobat?
Saya sangat meyakini selalu ada dimana setiap manusia memiliki tempat ia untuk menyegarkan hati dan pikiran,entah itu di kawasan wisata terkenal dengan berbagai kelebihannya,atau kawasan kota yang sudah sangat modern dan canggih,dan mungkin ada yang seperti saya,selalu ingin kembali ke desa ini,hutan ini.
Liburan ke Mangkajang selalu berarti untuk saya,karena selain dapat bertemu orang tua,adik dan sanak saudara,saya juga dapat kembali ke tempat yang menurut saya disinilah surga saya. Tak ada sentuhan Pemerintah dalam memoles kawasan ii,tak ada sentuhan media pula,tetapi sentuhan Tuhan yang sangat besar di tempat ini.
Ya,sebuah surga dengan kawasan hutan yang luas,beraneka ragam flora fauna,beragam pohon pohon besar yang usianya puluhan hingga ratusan tahun,setiap saat menghirup udara yang sangat segar,dapat memancing sesuka hati,mendengar nyanyian burung burung dan uwak uwak,melihat indahnya burung burung beterbangan bebas tanpa takut diburu,ya semuanya terpampang jelas di Mangkajang ini.
Hanya melalui sebuah tulisan mungkin tidak akan cukup menggambarkan langsung keindahan Mangkajang. Sahabat mungkin ada yang dapat membayangkan,dan ada yang bingung membayangkan karena cerita saya yang mungkin berbelit.
Melalui tulisan ini saya hanya ingin berbagi kepada sahabat tentang sebuah desa yang menjadi tempat paling favorit saya,tempat dimana saya dibesarkan,bermain dan bersekolah hingga membentuk sebagian karakter pribadi saya yang keras ini,tempat dimana selalu membuat saya ingin kembali pulang.
Meskipun abi saya akan pensiun 2 tahun lagi,dan kami akan meninggalkan Mangkajang dalam waktu dekat,setidaknya saya merasa bersyukur pernah mendiami dan besar di desa ini,desa Mangkajang.

Nah kita telah sampai sahabat,dan semoga kita semua selalu mencintai dan menjaga harta warisan dari Tuhan yang begitu besar dan indah ini,Hutan dan Alam.
Demikian sedikit cerita tentang liburan saya yang sederhana dan tidak populis. Sekali lagi harap sahabat memaklumi ke-amatiran saya dalam menulis,karena memang saya seorang amatir yang mashi belajar untuk menjadi manusia lebih baik.
Tetap Lestari dan selalu cintai alam mu,alam kita semua.

Referensi:
– Artikel “Lima Fakta: Mengapa Kayu Hutan Tropis Dunia Menyusut Dengan Cepat?
Oleh Aji Wihardandi” http://www.mongabay.co.id/2013/07/16/lima-fakta-mengapa-kayu-hutan-tropis-dunia-menyusut-dengan-cepat/

– http://travel.detik.com/read/2013/05/30/191402/2260889/1382/bangga-3-pantai-indonesia-masuk-100-pantai-terbaik-dunia

– Situs resmi BPKP Kalimantan Timur.

Artikel yang diterbitkan oleh