Kebakaran hutan di Indonesia sudah berkali – kali dan pemicunya pun bermacam – macam,ada yang mengatakan terbakar sendiri akibat panasnya suhu di Indonesia, ada yang mengatakan perluasan lahan, ada pula yang tak tahu. Sungguh lucu negeri ini yang mengalami kejadian berulang – ulang tanpa bisa menanggulanginya, padahal super hero Islam negatakan bahwa “merugilah manusia yang mengalami kejadian yang sama hari ini dan hari esok”.
Pulau Kalimantan & Sumatera yang tepatnya provinsi Riau selalau saja menjadi sasaran empuk api melalap hutannya hingga menimbulkan berbagai macam reaksi, baik itu reaksi positif maupun reaksi negative. Lempar batu sembunyi tangan pun tak terhindarkan dari kasus – kasus kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia, aparatur Negara mengatakan bahwa yang terjadi ini akibat masyarakat setempat yang akan melakukan perluasan lahan, sementara menurut warga sepempat itu adalah lahan milik perusahaan – perusahaan yang mendapatkan izin dari Negara. Warga Indonesia pun kembali resah dan hanya menginginkan api tersebut padam dikarenakan asap dari kebakaran hutan dapat menimbulkan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), pada juni 2013 sekitar 3.000 balita yang tersebar di 12 kabupaten mengalami ISPA, keseluruhan warga riau yang menderita ISPA sekitar 10.382. ISPA yang berkepanjangan dapat memicu terjadinya Infeksi ginjal. Menurut kesehatan ISPA di riau akan menjadi KLB (kejadian luar biasa) karena masyarakat sepempat telah mencapai puluhan ribu yang terpapar, belum lagi masyarakat-masyarakat tetangga provinsi riau.
Akibat tiap tahun Riau menjadi langganan kebakaran hutan, sehingga sekelompok organisasi mahasiswa yang bergerak di wilayah kesenian menunjukkan keprihatinan terhadap provinsi riau melalu kampanye – kampanye anti kebakaran hutan. Dalam kampanye tersebut mereka tidak melakukan seperti kampanye – kampanye partai politik yang hanya cuap – cuap terhadap kejadian disekelilingnya, organisasi yang mengatas namakan UPKSBS (Unit pengembangan Kreativitas Seni Budaya & Sastra) berkampanye lewat seni peran pemanggungan atau sering di sebut dengan seni teater.
Event TEMU TEMAN (Temu Teater Mahasiswa Nusantara) yang ke-9 di adakan di provinsi riau dikawasan MTQ (Idrus Tintin) 23 s/d 30 oktober 2011 dimanfaatkan oleh teman – teman UPKSBS berkampanye mengenai anti kebakaran hutan. TEMU TEMAN adalah event teater mahasiswa seluruh nusantara yang tiap tahun di gelar dan berpindah – pindah daerah, pertama kali di gelar di Makassar, kemudian palu, gorontalo, Kalimantan, Malang, Surabaya, Bali, Bogor, Riau, Purwokerto. Event ini bertunjuan silaturahmi & berusaha menyelesaikan konflik – konflik setempat melalui pertunjukan teater.
Grafik peserta dari event TEMU TEMAN pun tiap tahunnya meningkat hingga mencapai ± 1000 peserta, karena event ini bukan berlomba mendapatkan gelar juara satu umum atau pun menjadi actor terbaik dalam event tersebut. Kritikan – kritikan terhadap kedaerahan ataupun kesenjangan nasional menjadi tolak ukur event tersebut. Event yang di gelar di provinsi riau menghadirkan beberapa kampus ternama di Indonesia seperti : Universitas Indonesia, Universitas negeri padang ,Universitas Andalas , Universitas Muslim Indonesia, Universitas Sumatera Utara dan masih banyak lagi. Komunitas dalam event tersebut meliputi Post Acha (medan), Teater rongsokan (aceh), Teater Lawas (Palembang), UKM Seni Tarakan (Kalimantan), Teater Mentari (Jambi), Teater rumah teduh (padang), OASE (padang), UPKSBS (Makassar), NAC (Makassar), teater didik (Purwokerto) dan lain sebagainya.
Dalam kurun waktu kurang lebih seminggu, UPKSBS tiap harinya menggelar kampanyenya dalam berbagai bentuk kesenian mulai dari lagu, ferformance Art, Pembacaan puisi dan pertunjukan teater. Pada Pembukaan TEMU TEMAN, UPKSBS menggelar perfomance Art bertajuk “Bagaimana rasanya tidur ?”, performance ini berbincang mengenai masyarakat yang menginginkan tidur tanpa adanya bayang – bayang kebakaran hutan yang dapat meningkatkan suhu pada daerah yang terkena musibah. Pada Perfomance art tersebut, dihadiri oleh kepala dinas kebudayaan provinsi riau, UPKSBS pun menyerahkan langsung bibit pohon melalui ritual adat bugis makassar. Melihat Perfomance Art tersebut, kepala dinas provinsi riau kemudian angkat bicara dan terkesima atas keperihatinan masyarakat diluar provinsi riau yang peduli terhadap kebakaran hutan diriau, kepala dinas pun berterima kasih dan berpesan “Masyarakat luar provinsi riau pun memperhatikan hutan kita,mengapa kita tidak!”. ucap kepala dinas tersebut.
Tak hanya performance art pada dinas – dinas pemerintahan di hari pertama saja, UPKSBS juga menyampaikan keprihatinan terhadap kebakaran hutan lewat lagu yang berjudul kisah nusantara, lagu kisah nusantara yang berbincang mengenai kekayaan Indonesia mulai dari harimau sumatera, cendrawasi papua, komodo Nusa Tenggara, orang utan di Kalimantan. Mengapa kita sendiri sebagai bangsa Indonesia tak bersukur dengan flora dan fauna yang melimpah, malah kita sendiri yang mengusir mereka dari habitatnya. Agent Of Change dan Sosial of control yang hadir pada waktu itu beserta masyarakat setempat ingin menjadikan lagu kisah nusantara sebagai soundtrack terhadap keprihatinan flora dan fauna di Indonesia. Keinginan peserta TEMU TEMAN mesti mengundurkan niatnya karena lagu tersebut belum terdaftar menjadi hak paten.
Warga setempat menyambut baik apa yang dilakukan para mahasiswa terhadap keprihatinannya terhadap kebakaran hutan diriau, warga setempat juga berujar bahwa memang perlu ada kegiatan – kegiatan seperti ini agar pemimpin – pemimpin daerah setempat dan jajarannya merasa tersinggung dan ikut memperhatikan, bukan hanya membiarkannya begitu saja.
Masih berputar di hari – hari event TEMU TEMAN, ada pun rangkaian acara yaitu bazaar pada stand – stand yang sudah disediakan, UPKSBS kembali dengan kampanye – kampanye lingkungan yang satir dengan menjual O2 (oksigen), dijajakan baik kepada peserta bazaar maupun masyarakat setempat. Penjualan Oksigen itu mentransformasi bentuk – bentuk pada pompa bensin yang menjajakan BBM (Bahan Bakar Minyak), karena sebuah perusahaan di Cina telah menjual O2 (oksigen) atau udara bersih yang layak hirup dengan kemasan – kemasan kalengan. Indonesia yang tingkat polusi udaranya sangatlah tinggi serta bersifat konsumerisme lambat laun juga akan mengeksport udara – udara yang layak hirup yang diproduksi oleh Cina.
Di Indonesia kwalitas Udara yang tak sehat, dimanfaatkan oleh perusahaan – perusahaan baik itu dalam negeri maupun luar negeri, perusahaan tersebut menjual minuman – minuman yang mengandung oksigen (O2) didalamnya, serta perusahaan – perusahaan tersebut membuat statement bahwa air putih layak konsumsi tidak cukup ketika kadar oksigen dalam tubuh kurang.
Tidak hanya pada Performance art dan lagu berjudul kisah nusantara sehingga perjuangan melestarikan hutan UPKSBS berakhir dalam event TEMU TEMAN, pertunjukan teater yang berjudul “sssssttt” yang ditampilkan dalam gedung idrus tintin provinsi Riau membius sekitar ± 800 pasang mata.Pada Pertunjukan teater “sssssttt”, Gubernur beserta jajarannya di undang sebagai bentuk introfeksi diri. Tatanan artistic serta pergerakan actor-aktor dalam pertunjukan tersebut membaur dengan efek – efek music dan bunyi-bunyian yang dimainkan secara manual. Pertunjukan yang di prakarsai oleh kelompok UPKSBS yang didalamnya terdapat mahasiswa – mahasiswa universitas muslim Indonesia (UMI) Makassar. Pertunjukan “ssssttt” memang sangat kontekstual dengan keadaan provinsi riau yang suhunya sangat panas serta kebakaran hutan yang terjadi setiap tahunnya, pertunjukan “sssssttt” menjadi seperti pencerahan bagi penontonnya waktu itu yang merasakan keadaan provinsi riau yang memperhatinkan baik itu dari kwalitas udara serta kekejaman para pembakar hutan yang tak bertanggungjawab. Pesan-pesan setiap adegan per adegan disampaikan dengan sangat rapi,walaupun pertunjukan teater tesebut menggunakan tata bahasa tubuh bukan pada verbal namun para penonton tetap saja mengerti dengan pesan – pesan bahasa tubuh tersebut. Pertunjukan teater “sssttt” menampilkan beberapa dimensi dalam kehidupan yang kemudian diangkat diatas panggung mulai dimensi laut, dimensi udara dan dimensi darat yang tercemar oleh polusi asap kebakaran hutan tersebut. Ide dari pertunjukan “sssttt” sangatlah sederhana, bagaimana seseorang yang merusak hutannya dan kemudian di suatu saat dia kembali merindukan hutan tersebut,namun hutan tidak bisa dibangun seperti bangunan – bangunan pencakar langit yang hanya di bangun dalam kurun waktu ± 5 tahun. Satu batang pohon pun memerlukan berpuluh – puluh tahun agar rimbun.
Pertunjukan performance art, lagu berjudul kisah nusantara, seni instalasi & perunjukan “sssssttt” yang disajikan oleh komunitas UPKSBS (unit pengembangan Kreativitas seni budaya dan sastra) dalam berkampanye mengenai dampak kebakaran hutan sehingga kebakaran hutan itu mesti dikurangi bahkan dihilangkan, dilirik oleh beberapa komunitas seni di riau serta instansi – instansi negara provinsi riau agar kiranya UPKSBS bersedia mempertontonkan lagi pertunjukannya di daerah – daerah lain yang meliputi provinsi riau pada umumnya dan terkhusus di sumatera.
Metode kampanye keprihatinan kebakaran hutan yang dilakukan komunitas UPKSBS memang sangat menginspirasi, karena banyak yang beranggapan dunia pertunjukan hanyalah dunia hura-hura ataupun dunia hiburan, namun UPKSBS menepis semua itu dengan berjalan dengan pola tersendiri dalam dunia pemanggungan.
Ada berbagai cara ataupun metode yang dilakukan setiap kelompok untuk menjaga ataupun melestarikan hutan yang ada di Indonesia, mulai dari seminar, pelatihan, penanaman pohon dll, namun tetap saja hutan di indonesia masih dibakar demi perluasan lahan dengan metode instan. Hampir semua lapisan masyarakat telah menggunakan metode dan melahirkan metode dalam melestarikan hutan di Indonesia karena telah merasakan dampaknya secara pelahan namun pasti. Seluruh jerih payah payah masyarakat akan sia – sia saja tanpa adanya pengawalan yang serius dari pihak aparatur negara agar betul – betul serius dalam menjaga hutan Indonesia. Hutan Indonesia bukan hanya milik sebahagaian masyarakat ataupun hutan riau milik warga riau, melainkan setiap pohon adalah milik kita, tanpa pohon manusia akan kesulitan mendapatkan oksigen (O2) yang layak di hirup.
Kepedulian terhadap pohon di perlihatkan oleh masyarakat suku kajang di provinsi Sulawesi selatan kabupaten bulukumba, Suku kajang masih menganut kearifan local yang mereka percayai, bahwa “jika manusia menjaga lingkungan, maka lingkungan akan menjaga mereka”. Prinsip ekologi yang dianut oleh masyarakat suku Kajang disebut tallasa’ kamase – mase Prinsip ini diterapkan dalam kehidupan masyarakat suku kajang yang dicirikan dengan masyarakat yang hidup sederhana dan bersahaja. Suku Kajang membagi kawasan hutan ke dalam tiga bagian yaitu: hutan Borong Karamaka atau hutan keramat, hutan Borong Batasaya, hutan Borong Luara.
Semoga Indonesia dapat bekerja sama dan melestarikan hutan dan benar – benar sebagai masyarakat Indonesia mengetahui manfaat dari hutan tersebut.