Dalam pelatihan ini, selaku Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi Selatan periode 2013-2018, Sardi Razak menjelaskan, “Pelatihan pemetaan partisipatif ini dilaksanakan karena adanya permintaan layanan (permintaan pelatihan) yang kemudian ditindaklanjuti olehAliansi Masyarakat Adat Nusantara provinsi Sulsel dan Simpul Layanan Pemetaan Partisipatif kota Makassar.”
Bermula dari pelaksanaan lokakarya pada tanggal 7 November 2013 di desa Tonasa. Yang akhirnya merekomendasikan agar dilaksanakan pelatihan pemetaan partisipatif pada tanggal 8 – 10 November 2013. Meski demikian, Sardi Razak menyampaikan betapa besarnya antusias masyarakat. Sehingga pada kenyataannya kegiatan hanya berlangsung 2 hari saja.
“Acara ini melibatkan seluruh dusun yang berada di desa Tonasa. Jumlahnya ada 7 dusun. Setiap dusun mengirimkan 3 orang utusannya untuk mengikuti pelatihan ini. Namun, masyarakat luas tetap dapat berpartisipasi pada saat pelaksanaan survei nanti,” ujar Sardi Razak.
Proses pemetaan sendiri telah berlangsung sejak bulan lalu. Tahapan persiapan sosial merupakan tahapan pertama yang dilakukan. Selanjutnya, tahapan sosialiasi dengan melibatkan para pemangku adat, pemangku desa, pemerintah desa, dan masyarakat.
Pasca pelatihan pemetaan, para almuni akan melakukan survei wilayah di dusunnya masing-masing. Survei ini meliputi batas luar, batas kelolah rakyat, pola penggunaan lahan, pola pemanfaatan lahan, dan titik lain seperti perumahan, jalan, sungai, dan titik bersejarah. Selanjutnya peta akan digambar dan diklarifikasi sebelum nantinya akan disahkan dan diserahkan kepada masyarakat.
Sardi Razak berharap kerja sama dari masyarakat, “Dalam pemetaan partisipatif ini, dimulai dari sosialisasi ide sampai pada tahapan penggunaan peta. Kami mengharapkan adanya peran aktif dari masyarakat. Masyarakatlah yang merencanakan, melakukan pemetaan, dan nantinya memanfaatkannya.”
Pelaksanaan pemetaan bukan tanpa kendala, Sardi Razak menjelaskan bahwa kondisi cuaca dan kesibukan masyarakat terkait masalah domestik dinilai sebagai kendala tersendiri. Hal inilah yang mengakibatkan progres pemetaan bisa beragam pada setiap daerah.
“Namun, melihat antusias masyarakat yang besar, saya yakin pemetaan tidak akan berlangsung lama,” ujarnya.
Sesuai kesepakatan dari hasil pelatihan, survei batas akan berlangsung selama 2 minggu. Maka, pada tanggal 25 November diharapkan survei batas telah selesai. Selanjutnya pada tanggal 27 November peta sudah mulai digambar dan pertengahan Desember sudah dapat dilaksanakan lokakarya.