Egypt in Indonesia
“orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman” Syair di atas tentunya tidak asing lagi di telinga kita. Syair yang digawangi oleh koes plus ini menggambarkan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki tanah yang begitu subur. Indonesia yang di apit oleh dua samudera dan dua benua, serta dilewati garis khatulistiwa merupakan anugerah yang luar biasa dimiliki Indonesia.“Jamrud khatulistiwa” memberikan banyak manfaat bagi Indonesia terutama kekayaan alam yang tiada duanya. Dari hal tersebut tidak menutup kemungkinan membuat Negara-negara di dunia iri dengan fortuna di pundak Indonesia. Namun sangat di sayangkan, kini masyarakat Indonesia terus mengambil kekayaan alam tanpa diimbangi dengan pemulihan alam. Hal ini ditunjukan dengan pengexplorasian SDA di Indonesia yang begitu tamak,hingga bisa di katakan manusia sekarang bersifat “omnivora”. Wajar saja hampir seluruh paru-paru hijau dibabat tanpa berpikir panjang demi kebahagiaan sesaat. Perusahaan-perusahaan property kini berlomba-lomba membangun perumahan di lahan hijau, rawa, bahkan sungai kecil untuk menebalkan kantong mereka.Akibatnya paru-paru bumi di Indonesia kini berkurang. Angka kelahiran yang lebih besar daripada angka kematian menuntut wajah Indonesia berhias dengan beragam bentuk gedung-gedung pencakar langit. Jika satu keluarga butuh sebuah rumah,artinya lebih dari 900 juta rumah tersebar di wilayah NKRI. Ditambah lagi gedung-gedung untuk keperluan perkantoran, lembaga pemerintah, dsb kian bertambah jumlahnya. Jadi bisa kita simpulkan seluruh wilayah NKRI memiliki > 5 milyar gedung-gedung yang menjulang kokoh. Angka yang sangat fantastic untuk sebuah Negara kepulauan yang menuju fase pembangunan.
Satu decade yang lalu, luas area hijau Indonesia masih dalam keadaan yang stabil. Namun itu tidak bertahan lama, kini area hijau semakin memprihatinkan.Area hijau yang berfungsi sebagai paru-paru bumi terutama di Palembang kini diambang kepunahan.Bagaimanat idak, manusia yang terus mengexplorasi alam tanpa adanya peremajaan, kini semakin dimabuk harta duniawi. Lahan hijau sejatinya memiliki banyak manfaat diantaranya mencegah banjir, penyeimbang ekosistem, dan mengikat tanah. Jika lahan hijau menjadi barang langka, maka dalam kurun waktu yang singkat Indonesia akan menjadi gurun sahara yang kedua. Hal ini dikarenakan daya ikat tanah hilang akibat tidak ada lagi tumbuhan-tumbuhan yang mengikatnya. Berdasarkan pengamatan saya wilayah Indonesia kini sudah menjadi gurun. Bukti yang pertama, tekstur tanah saat ini kering dan rapuh terutama di daerah perkotaan contohnya di derah tempat tinggal saya,Plaju Palembang. Yang kedua, silahkan anda colek dinding gedung atau rumah yang berinteraksi dengan polusi, pasti akan berdebu berwarna cokelat kemerah-merahan. Artinya cepat atau lambat jika kita tidak memugar alam, maka “Egypt will come to Indonesia”.
Bukan hanya itu, Sampah di sungai dan polusi menyebabkan global warming sehingga mendongkrak angka kemungkinan gurun pasir akan datang. kita terkadang dimabuk dengan kekayaan, sampai-sampai salah satu situs sejarah bekas benteng Jepang di Palembang diratakan dengan tanah untuk didirikan perumahan.Benteng ini berbentuk parabola dengan cekungan menghadap ke bawah seperti “wajan terbalik“, berwarna hitam dengan satu jalan masuk dan keluar yang tepannya di atas. Penghancuran ini telah berlangsung lebih kurang 10 tahun sil. Dahulunya di sekeliling bangunan ini terdapat banyak pohon seperti hutan kecil, namun kini berganti dengan pohon-pohon besi dan beton. Hal hasil tekstur tanahnya menjadi rapuh, setiap hari jalanan tak lepas dari debu yang menghiasi sepanjang jalan. Ditambah lagi para bos-bos tuan tanah yang berlomba membangun perumahan di daerah Plaju Palembang, menambah permasalahan di Palembang. Kini udara di Palembang menjadi semakin menggigit yangtak ramah seperti dahulu.
Kita terkadang berpikir muluk-muluk dalam memikirkan solusi, apalagi bila dikaitkan dengan pemerintah. Kita hanya bisa mengkritik pemerintah karena belum berhasil mengelolah lingkungan hijau dengan baik dan tidak menyeluruh. Sebenarnya, semua solusi ada dalam diri kita masing-masing. Namun, untuk memulainya butuh keberanian. Kita bisa dimaki orang lain karena dianggap sok bersih dan suci, juga dianggap aneh karena tidak mengikuti trend buang sampah di sembarang tempat. Yang paling penting adalah jangan pernah setengah-setengah setelah memulai tindakan penyelamatan lingkungan. Jika hanya menunggu pemerintah bertindak, saya rasa kita tidak bisa banyak berharap. Kenapa? Karena, apabila pemerintah memulai tapi kita, sebagai warga negara Indonesia, belum siap memulai, usaha pemerintah itu tidaklah berguna. Ingatlah bahwa kita menganut sistem demokrasi, yang berarti pemerintahan berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kalau bukan kita, sebagai rakyat, yang bertindak, maka pemerintah tidak akan pernah berhasil dalam menjalankan programnya, sebaik apapun program itu, pasti gagal. Tahap paling awal untuk menyelamatkan lahan hijau, adalah meningkatkan kualitas pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kenapa? Jawabannya adalah :ibaratmembangun rumah, untuk membuat rumah yang tahan gempa, kita harus meletakkan fondasi yang kuat. Pada kasus ini, pendidikanlah fondasinya. Apabila pendidikan yang diberikan tidak baik dan tidak sesuai, maka tidak akan mampu mengubah pikiran rakyat agar mau menyelamatkan lingkungan. Dalam keadaan demikian, sekalipun lingkungan berhasil diperbaiki, hal tersebuttak akan berlangsung lama dan akan segera kembali ke situasi semula. Apabila kita sudah berpendidikan, kita pasti akan berusaha menyelamatkan lingkungan, karena, kita masih punya hati untuk mencintai lingkungan tempat kita tinggal, dan kita juga mampu berpikir untuk jangka panjang, yang berarti kita akan otomatis menyadari cara menyelamatkan lingkungan hijau kita. Keinginan untuk menyelamatkan tersebut timbul karena kesadaran kita akanapa yang akan terjadi pada hidup manusia apabila manusia kehilangan tempat hidupnya yang akan berganti gurun. Kita sebagai generasi muda adalah kunci dalam penyelamatan hidup manusia di masa depan. Kita harus memiliki visi mengenai lingkungan yang baik. Harus kita sadari juga, bahwa dalam meningkatkan kualitas diri kita sebagai generasi muda, sangat dibutuhkan bantuan berbagai pihak dalam bidang pendidikan dan tidak mudah dilakukan. Bantuan mungkin agak sulit didapat dan diberikan kepihak yang membutuhkan, namun, dengan usaha keras, pastinya kita akan mendapatkan generasi muda yang mampu menyelamatkan bumi kita. Tentunya untuk menyukseskan segala usaha penyelamatan lingkungan hijau, bantuan dari pemerintah setempat sangatlah penting. Pemerintah harus mendirikan lembaga-lembaga yang efektif, berkompeten, dan tidak korup, serta mau terjun langsung ke lingkungan hidup yang membutuhkan bantuan, bukan cuma membuat peraturan dan anggotanya hanya duduk-duduk saja di kantor. Karena sekarang ini bukan zamannya lagi untuk berteori.Sekaranglah saatnya kita bertindak nyata dalam menyelamatkan lingkungan hijau kita!!! HIDUP PEMUDA INDONESIA,,!!!!!