, ,

Air dan Energi; Tantangan Keberlanjutan Masa Depan

Kebutuhan air semakin meningkat untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia di seluruh dunia. Ini merupakan tantangan serius diantara desakan pembangunan dan industri, polusi dan perubahan iklim yang mengancam sumber daya alam. Hari Air Sedunia yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret sebagai sarana memusatkan perhatian pada air yang memiliki fungsi vital bagi kehidupan manusia. Air harus mendapat perhatian banyak kalangan mulai dari birokrat sampai rakyat, dari pengusaha sampai penguasa dan dari pemimpin sampai rakyat miskin. Semua harus bekerjasama untuk pengelolaan air berkelanjutan agar air sebagai sumber energi di bumi dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh makhluk hidup. Jangan menunggu air langka baru kemudian kita sadar dan berubah untuk menggunakan air dengan lebih bijak!

Air adalah sumber utama kehidupan. Segala bentuk kehidupan di alam ini mutlak memerlukan air dalam proses kehidupannya. Sekitar 70 persen bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 5 hari tanpa minum air. Dalam kehidupan sehari-hari, sumber daya air dipergunakan manusia antara lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti minum, mandi, memasak, mencuci, hiasan (kolam dan air mancur), usaha perikanan (ikan, kepiting, udang, kerang), sumber mineral (garam, kalium) dan sumber tambang (minyak bumi, timah, gas alam dan sejenisnya), tempat rekreasi (pantai dan danau yang indah), industri (pabrik dan pembangkit listrik), bertani dan bercocok tanam, peternakan, perdagangan (hotel dan restaurant) transportasi (pelayaran) dan lain-lain. Makhluk hidup lain seperti tumbuhan dan hewan juga memerlukan air untuk bertahan hidup, semua telah diatur dalam keseimbangan ekosistem yang baik di alam.
Kebutuhan akan tersedianya air dan energi dengan harga yang terjangkau dalam jumlah dan mutu yang cukup, serta keamanan pangan akan menjadi tantangan utama yang bagi manusia karena bumi sedang mengalami krisis air yang sangat mengkhawatirkan. Walaupun sebagian besar permukaan bumi diselimuti air, hanya beberapa persen saja yang layak untuk dikonsumsi manusia. Ini menjadi masalah karena manusia tidak dapat hidup tanpa air. Krisis ini terjadi di semua daerah. Dalam Bulan Januari sampai Maret 2014 ini telah terjadi kekeringan yang menyebabkan krisis air paling parah di 3 kabupaten di Aceh, yaitu Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Simeulue dan Kabupaten Aceh Jaya. Krisis air terjadi karena pemanasan global yang berakar dari permasalahan kerusakan hutan di Aceh. Perubahan kawasan hutan lindung menjadi kawasan perkebunan, wisata, dan pemukiman penduduk turut memperparah kondisi lingkungan. Padahal, air dan hutan adalah warisan yang dititipkan kepada generasai masa kini dan akan kita wariskan untuk generasi di masa depan. Air hujan yang seharusnya tertahan di daun dan ranting dulu sebelum jatuh ke tanah fungsinya mulai berkurang karena penggundulan hutan. Air mengikis lapisan tanah sehingga terjadi erosi. Dasar permasalahan air yang semakin parah itulah, pada tanggal 22 Desember 1993 Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) berinisiatif menentukan tanggal untuk memperingati hari air sedunia. Setiap tahunnya, Hari Air Sedunia atau World Water Day (WWD), selalu diperingati dengan tema yang berbeda-beda. Nah, untuk peringatan tahun ke-20, WWD mengangkat tema “Water and Energy” atau “Air dan Energi”.
Hubungan Air dengan Energi
Air adalah salah satu sumber energi alami yang sangat besar. Energi air bisa dimanfaatkan untuk menjadi listrik, melalui pembangkit listrik tenaga air. Menghasilkan listrik dengan cara seperti ini tentunya akan lebih ramah lingkungan. Dibandingkan dengan menghasilkan listrik dari pembangkit berbahan bakar fosil. Sebab, limbah dari pembakaran fosil bisa menyebabkan emisi gas rumah kaca.
Energi fosil saat ini memasok 80 persen kebutuhan energi dunia, termasuk untuk sistem transportasi. Beberapa sumber energi fosil, termasuk sumber energi inkonvensional seperti tar sands, gas hidrat, gas dan minyak, masing-masing mempunyai pengaruh besar bagi jumlah dan kualitas air. Dalam memproduksi bahan bakar alternatif untuk transportasi, khususnya biofuel, tergantung pada penerapan tertentu dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap kualitas dan sumber air.
Masalahnya, apakah pasokan air di bumi ini cukup untuk dijadikan energi pembangkit listrik? Menurut catatan PBB tahun 2012, dunia sedang mengalami krisis air karena adanya perubahan iklim drastis yang disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia di dunia. Misalnya seperti penggunaan bahan bakar fosil dalam jumlah besar (batu bara, minyak bumi, dan gas alam). Sumber air tanah semakin lama semakin terkuras dan penggunaan air permukaan menghadapi persaingan antara kebutuhan air minum dan air untuk kebutuhan irigasi pertanian dan energi. Energi diperlukan pula untuk menjernihkan air yang terkontaminasi dan pengolahan air limbah.
Masalah air merupakan tantangan global dan regional. Setiap negara atau kawasan mempunyai permasalahannya sendiri yang spesifik sehubungan dengan jumlah maupun kualitas air, pemanfaatan untuk kebutuhan saat ini, prakiraan masa depan, serta ketidakpastian yang mungkin terjadi.
Rekomendasi untuk Pemerintah:
a. Adanya program khusus dalam rangka pemecahan masalah krisis air dan energi namun tetap memperhitungkan keterkaitannya satu sama lain dalam kestabilan ekosistem.
b. Mengupayakan dilakukan berbagai riset dan inovasi ilmiah dalam optimalisasi energi dalam tata kelola air yang berkelanjutan
c. Membuat peraturan/kebijakan yang jelas untuk memungkinkan terselenggaranya pengelolaan energi dan air terpadu di Aceh
d. Mengembangkan sistem yang menyediakan berbagai data penting tentang air dan energi di Aceh
Yuk, Peduli dan Hemat Air!
Sumberdaya yang berlimpah seringkali membuat kita lupa dan terlena sehingga terkadang tanpa kita sadari telah membawa kita dalam kondisi yang terancam. Saat ini kelangkaan air bersih mulai terasa. Untuk dapat menikmati air layak minum kita harus merogoh kantong dengan harga mahal untuk membeli air minum yang terjamin kualitasnya untuk kesehatan kita. Untuk dapat belajar berenang kita perlu menyisihkan waktu dan uang ke kolam renang. Untuk sekedar menikmati sejuk dan jernihnya air kita perlu berlelah-lelah menuju tempat wisata yang jauh.
Beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk kelestarian sumberdaya air antara lain:
Mengajak masyarakat dimulai dari anggota keluarga masing-masing serta sahabat dan orang-orang terdekat lainnya untuk memulai pola hidup yang hemat. Gunakan air secukupnya, tidak berlama-lama di kamar mandi, mandi dengan shower lebih hemat daripada dengan gayung. Bila mencuci (piring, baju, motor atau mobil); hematlah dalam menggunakan air . Kontrol dan matikan keran air di kamar mandi ataupun di wastafel saat mencuci tangan agar air tidak terbuang percuma. Budayakan membuat lubang resapan biopori di pekarangan rumah yang bisa berfungsi untuk memperluas bidang resapan air dan mencegah banjir. Jagalah air jangan tercemar dengan tidak membuang sampah sembarangan terutama di daerah aliran air, atau mengolah sampah dengan baik. Yang paling penting, rajinlah menanam dan merawat tanaman atau pohon di rumah untuk menjaga kestabilan kondisi air tanah!
Ayuk, mulailah melakukan sesuatu yang kecil namun bermanfaat untuk berkontribusi dalam melestarikan sumber daya air berkelanjutan di bumi kita tercinta ini. Wah, kalau kita semua bisa menjamin ketersediaan air sampai cukup untuk menggerakkan energi listrik, maka pembangkit listrik berbahan bakar fosil tak perlu lagi digunakan. Jadi, akhirnya perubahan iklim yang drastis pun bisa semakin diatasi. Bagaimana, setuju kan? Kalau begitu, Selamat Hari Air Sedunia, ya! 😀

Artikel yang diterbitkan oleh