,

Green in Peace: Harmoni Pemuda Untuk Lingkungan

Lingkungan dan generasi mendatang merupakan dua elemen yang tidak bisa dipisahkan. Banyaknya kerusakan lingkungan hidup Indonesia saat ini, bukan menjadikannya alasan untuk menyerah dan menerimanya menjadi suatu nasib buruk. Masih ada harapan bagi generasi mendatang untuk menikmati lingkungan hidup Indonesia. Sungai yang bebas dari limbah berbahaya dan beracun, hijaunya hutan hujan tropis dengan beragam kekayaan flora dan faunanya, laut sehat tanpa adanya eksploitasi terhadap seluruh sumber daya laut. dan beralih ke energi bersih dan terbarukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang memiliki resiko yang sangat besar.

Semangat perbaikan lingkungan tersebut yang membuat sekelompok anak muda yang tergabung dalam Green in Peace Project meluncurkan album Green in Peace Compilation 2014 yang bertepatan dengan Hari Perdamaian Internasional, 21 September 2014. Peluncuran album yang berisikan 12 karya musik dari 12 musisi indie Indonesia ini berharmoni di tengah Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Minggu (21/9).

Wirdan Ardi, Project Leader Green in Peace Compilation, mengungkapkan album yang mengolaborasikan karya musik dan kampanye lingkungan ini bertujuan untuk menyadarkan anak muda Indonesia terhadap isu-isu lingkungan dan kerusakan alam, terutama yang terjadi di Indonesia.

“Lingkungan Indonesia semakin memburuk, anak muda cenderung abai dan apatis, sementara perlindungan serta pemulihan lingkungan dari pemerintah pun tidak terlihat signifikansinya, Indonesia yang hijau dan damai masih jauh panggang dari api. Sebab itu dalam peringatan Hari Perdamaian Internasional kami mencoba meraih perhatian anak muda melalui kolaborasi karya musik dan kampanye lingkungan Greenpeace Indonesia,” ujarnya.

Peluncuran album ini dibuka oleh bius gitar bolong dari senandung folk kolektif ala musisi Jogja, Sisir Tanah. Bebal oleh Sisir Tanah dinyanyikan dengan syahdu, namun galak dalam liriknya: jika bumi adalah ibu, kita manusia memperkosa ibunya. Selanjutnya berturut-turut Tony Q, Negeri Lumut, Speak Up, Pandai Besi, Besok Bubar, Spank, Dendang Kam[ungan, Filastine, Iksan Skuter, Navicula, dan ((AUMAN)) sangat apik memainkan musik.

Album kompilasi ini dapat dengan mudah diunduh gratis di www.greeninpeace.com setelah mendaftar petisi mendukung kampanye perlindungan lingkungan. Dengan mengunduh album ini kita dapat menikmati keduabelas musisi indie sekaligus berkampanye menyelamatkan lingkungan sekaligus mendesak presiden terpilih untuk memprioritaskan pembangunan yang mengedepankan keberlanjutan.

Kepala Greenpeace Indonesia Longgena Ginting mengaku kagum pada kegigihan anak muda Bandung ini dalam mengampanyekan perdamaian dan penyelematan lingkungan. Menurutnya saat ini adalah waktu paling krusial dalam penyelamatan lingkungan global, jika tak segera dilakukan maka kerusakan tidak dapat dibendung dan keadaan tak bisa dibalikan.

Artikel yang diterbitkan oleh