Lomba Fotografi Tiada Hutan Tiada Kehidupan

Hutan adalah ekosistem alamiah yang keanekaragaman hayatinya sangat besar. Keberadaan hutan di Indonesia sangat penting tidak hanya untuk Bangsa Indonesia sendiri melainkan dunia. Hutan di Indonesia dijuluki sebagai ‘paru-paru dunia’. Namun, akhir-akhir ini kerusakan hutan di Indonesia semakin marak. Hal ini relevan dengan pertambahan penduduk yang berakibat banyak terjadi pembukaan lahan untuk kebutuhan sandang, pangan, dan papan.

Pembukaan lahan hutan yang tidak bertanggungjawab merupakan awal mula krisis lingkungan hidup akibat dari sikap niretik manusia dalam mengelola lingkungan.

Dalam mencegah kerusakan hutan, salah satu tindak nyata adalah mengambil dan memanfaatkan kayu-kayu hutan tersebut untuk digunakan untuk kegiatan yang memiliki nilai tambah, seperti menjadikan kayu bakar, kerajinan, meubel, bahan bangunan, dan lainnya. Dengan demikian, nilai tambah produksi akan cepat tercipta.

Bagi sebagian perusahaan, pembukaan lahan tanpa bakar akan menyebabkan biaya pengolahan besar serta memerlukan waktu yang lama sehingga jauh dari kata efektivitas dan efisiensi. Maka dari itu, pembukaan lahan tanpa bakar mesti dilakukan secara bertahap. Pembukaan lahan tanpa bakar jauh lebih bermanfaat, dimana kayu-kayu yang ditebang dapat dimanfaatkan untuk sesuatu yang memiliki nilai ekonomis.

Menjaga dan melestarikan hutan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan kita semua. Lalu, apa yang perlu dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mencegah kerusakan lingkungan?

Tindakan nyata yang pernah saya lakukan ketika melakukan pengabdian di sebuah desa adalah dengan mencanangkan program “Pemanfaatan Sisa Kayu atau Ranting Tanaman”. Dalam kegiatan tersebut, terlebih dahulu saya melakukan sosialisasi ke beberapa rumah warga sambil mengajak untuk menggunakan kayu bakar. Hal ini juga diawali dengan kebakaran hutan yang terjadi di lokasi tempat saya melakukan kegiatan pengabdian. Berhubung saat itu musim kemarau, Banyak dedaunan kering. Kemungkinan besar kebakaran hutan bisa kembali terjadi apabila banyak orang-orang membuang puntung rokok sembarangan ke lahan kering, dan gesekan antar dedaunan kering. Dari sinilah, muncul ide untuk memanfaatkan sisa-sisa kayu yang masih bisa digunakan untuk dijadikan sebagai kayu bakar dan arang. Ini sejalan dengan penghematan penggunaan LPG. Namun untuk kegiatan lainnya, kayu tersebut bisa dibuat kerajinan, meubel, dan bahan-bahan bangunan bagi mereka yang memiliki jiwa kreativitas dalam menciptakan kegiatan perekonomian yang produktif dan berkelanjutan.

Artikel yang diterbitkan oleh