Lomba Penulisan: Mengurangi Deforestasi dengan Urban Farming

Indonesia adalah negara kedua paling kaya di dunia untuk keanekaragaman hayati darat (terrestrial biodiversity), setelah Brasil dan peringkat pertama untuk keanekaragaman hayati laut (marine biodiversity). Walaupun hanya meliputi 1,3% dari seluruh permukaan daratan bumi, hutan Indonesia mencapai 10% hutan dunia dan merupakan rumah bagi 20% spesies flora dan fauna dunia, 17% spesies burung dunia dan lebih dari 25% spesies ikan dunia. Dalam hampir setiap sepuluh hektar hutan pulau Kalimantan memiliki berbagai spesies pohon yang berbeda-beda melebihi yang ditemukan di seluruh Amerika Utara, apalagi jika didalamnya dimasukkan jumlah tumbuhan, serangga, dan hewan langka yang tidak dapat ditemui di tempat lain dimanapun di dunia.

Namun demikian, karena faktor ekonomi dan komersialitas selalu ada deforestasi disetiap hutan Indonesia. Menurut Forest Wacth Indonesia ada beberapa faktor yang menyebabkan deforestasi hutan sering terjadi, diantaranya: (1) konversi hutan alam menjadi tanaman tahunan, (2) konversi hutan alam menjadi lahan pertanian dan perkebunan, (3) eksplorasi dan eksploitasi industri ekstraktif pada kawasan hutan (batu bara, migas, geothermal), (4) pembakaran hutan dan lahan, dan (5) konversi untuk transmigrasi dan infrastruktur lainnya. Ditambah lagi dengan adanya pemekaran wilayah untuk daerah otonomi baru.

Di Indonesia terdapat dua penyangga ekonomi yakni agrokompleks dan industri, keduanya pula yang menjadi perusak hutan paling ulung saat ini. Lihat bagaimana hutan terbakar untuk ditanami tanaman tahun, pembangunan pabrik yang mengganggu ekosistem, tambang yang mengeruk perut bumi. Demi menyangga ekonomi maka deforestasi harus dijalankan. Apabila terus dibiarkan sejalan dengan komersialitas ini, maka status Indonesia sebagai megabiodiversitas lambat laun akan hilang. Perlu ada tindakan yang solutif dan aplikatif atas persoalan deforestasi.

Untuk meregresi kerusakan hutan, perlu adanya perlindungan hutan tanpa mengganggu penyangga ekonomi. Salah satunya adalah dengan metode urban farming. Metode ini sudah terbukti ampuh dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, buktinya salah satu wilayah di Pekalongan tidak terpengaruh dengan harga cabai yang menyentuh harga 70 ribu rupiah. Selama tiga tahun mereka sudah mengantisipasi fluktuasi harga produk pertanian dengan urban farming.

Meminjam konstruk teoritik dari Enciety, urban farming adalah suatu aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar perkotaan yang melibatkan keterampilan, keahlian dan inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan. Hal utama yang menyebabkan munculnya aktivitas ini adalah upaya memberikan kontribusi pada ketahanan pangan, menambah penghasilan masyarakat sekitar juga sebagai sarana rekreasi dan hobi.
Tidak hanya terhadap lingkungan saja, secara ekonomi urban farming juga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat kota. Penelitian Nuhfil Hanani AR yang berjudul Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota (2010) menunjukkan bahwa di Amerika pertanian kota mempunyai peranan dalam pengurangan kemiskinan, kerawanan pangan dan mengatasi permasalahan sampah. Pertanian kota dapat menjamin ketersediaan pangan yang segar dan bergizi, sehingga meningkan asupan sayuran dan buah dan dapat menghemat pengeluaran 15-30 persen anggaran pada pangan. Siapapun dapat ikut terlibat aktif dalam urban farming. Metode pertanian ini relatif lebih mudah.

Ada beberapa cara atau teknik dalam melakukan urban farming. Yang pertama adalah vertikultur. Metode ini berfokus pada keterbatasan lahan yang horizontal, lalu memanfaatkan lahan vertikal. Vertikultur merupakan sistem budidaya tanaman dengan pola penanaman secara vertikal, vegetasi tanaman ditanam dari atas ke bawah berlaku pula sebaliknya. Vertikultur mempunya kekhasan pada pemanfaatan lahan vertikalnya, sehingga walaupun lahan horizontalnya terbatas, dengan metode ini kita bisa memanfaatkan lahan vertikalnya. Jenis tanaman yang cocok untuk metode ini adalah tanaman obat semacam jahe, kunyit, lengkuas, ataupun tanaman florist semacam mawar, melati, krisan.

Lalu berikutnya adalah metode efisiensi lahan. Efisiensi disini adalah pemanfaatan lahan tidur, atau tempat yang masih memungkinkan untuk membudidayakan tanaman. Contohnya kita bisa saja memanfaatkan pekarangan rumah, atap rumah, lahan yang tak terpakai di sekitar lingkungan kita, atau yang lebih ekstrim lagi memanfaatkan mobil pick up. Metode ini tergantung kebutuhan dan kondisi, apabila memungkinkan, maka metode ini bisa digunakan tanpa khawatir dengan terbatasnya lahan pertanian.

Urban farming akan efektif apabila mendapat pengakuan dari pemerintah, serta publikasi yang meluas kepada masyarakat. Sinergitas pemerintah harus terjalin agar urban farming tidak hanya sebatas pencanangan belaka, namun salah satu metode solutif untuk mereduksi deforestasi. Pemerintah harus tegas dan lugas untuk menegakkan urban farming terlebih di kota-kota besar. Banyak kebutuhan akan produk pertanian dan perkebunan teraglomerasi di daerah kota. Program-program yang relevan dengan urban farming harus terus dijalankan dan dipertahankan, agar nantinya masyarakat kota dapat turut aktif dalam melindungi hutan melalui urban farming. Dan apabila masyarakat perkotaan bisa memenuhi kebutuhan mereka secara mandiri lewat urban farming, maka aktivitas deforestasi bisa sedikit demi sedikit dihilangkan.

Hutan sebagai status dan kebanggan Indonesia harus tetap dijaga eksistensinya. Biar bagaimanapun hutan menjadi tempat hidup bagi kebanyakan makhluk biologis di dunia. Sebagai paru-paru dunia hutan menjadi andalan dalam menghasilkan udara bersih. Jika peran hutan yang sentral tersebut terganggu bahkan hilang, maka kehidupan makhluk hidup akan terancam. Hutan bukanlah sekelompok makhluk hidup tak bergerak, tetapi hutan adalah manifestasi Tuhan dalam memberi kita kehidupan.

Sumber:
Forest Wacth Indonesia: Deforestasi: Potret Buruk Tata Kelola Hutan di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan timur

www.enciety.com/news-item/urban-farming/merubah-kampung-menjadi-kampus/

Nufil Hanani AR: Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota

Artikel yang diterbitkan oleh