Lembah Kerinci yang dikeliling oleh Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) memiliki penyangga berupa ladang-ladang Kulit Manis (Casiavera) yang dimiliki oleh masyarakat secara turun temurun. Ketika harga Kulit Manis melambung tinggi pada pertengahan tahun 1990-an, masyarakat secara serempak memanen Kulit Manis dengan cara melakukan penebangan. Sehingga berdampak kepada tutupan lahan di ladang-ladang tersebut berubah menjadi semak belukar yang didominasi oleh resam (Gleicheinia linearis) karena tidak ditanami kembali oleh masyarakat.
Seiring dengan berkembangnya pembangunan di Kabupaten Kerinci, kebutuhan terhadap aksesibilitas juga ikut mengalami perkembangan. Kebutuhan tersebut juga termasuk bagi pembukaan akses baru ke ladang-ladang yang berada di perbukitan. Salah satunya adalah pembukaan jalan alternatif baru menuju Puncak Bukit Tapan yang merupakan gerbang untuk mengakses kawasan TNKS dengan menggunakan kendaraan yang juga menjadi penghubung antara Pesisir Selatan dengan Kabupaten Kerinci.
Pembukaan jalan baru tersebut juga terjadi di beberapa pematang bukit yang mengurung Lembah Kerinci. Ke semua jalan tersebut sering disebut dengan Jalan Ekonomi. Dikatakan demikian karena jalan tersebut dapat mempercepat akses masyarakat untuk mengangkut hasil ladang mereka. Sehingga mereka tidak perlu lagi mengangkat hasil ladang dan membuang waktu dalam memasarkan hasil ladang tersebut. Hasil ladang tersebut selain Kulit Manis juga berupa Kentang.
Bagi masyarakat sendiri, dengan adanya jalan tersebut telah menjadikan akses mereka sedemikian mudah dan dapat mempercepat proses bagi meningkatkan pendapatan ekonomi mereka. Namun kehilangan vegetasi baik semak belukar dan pepohonan yang berada di sepanjang jalan khususnya di bagian timur lembah, ternyata berdampak kepada kualitas dan debit air Sungai Merao yang menjadi salah satu hulu terbesar bagi Danau Kerinci. Akibatnya ketika musim hujan yang sudah tidak bisa diprediksi kapan datangnya, masyarakat yang bersawah di dekat Danau Kerinci selalu mengalami kebanjiran terutama yang berlokasi di bantaran sungai tersebut.
Hal yang sangat dimungkinkan terjadi, dengan adanya jalan baru tersebut, akan memudahkan akses menuju ke kawasan berhutan yang berada baik di pinggir TNKS maupun di dalam kawasan TNKS itu sendiri. Sehingga akan memungkinkan adanya pembukaan ladang baru dan penebangan pohon secara illegal. Tentunya ini juga akan berdampak bagi masyarakat yang hidup di kaki-kaki bukit tersebut, terutama bila musim hujan terjadi. (r)