,

Kanal Komunikasi Warga sebagai Sarana Informasi Lingkungan

 

 

Permasalahan informasi dari lapangan yang lamban diperkirakan menjadi salah satu penyebab lamanya penanganan kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatera Selatan. Namun, untuk menemukan fakta di lapangan, selain membutuhkan waktu yang lama, juga dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Penanganan baru dilakukan, ketika kebakaran sudah membesar dan menimbulkan kabut asap.

Oleh karena itu, dibutuhkan juga peranan dari masyarakat desa yang dekat lokasi kebakaran untuk memberikan informasi terkait kerusakan maupun kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, dibutuhkan juga informasi baik terkait pencegahan upaya kebakaran dan kerusakan lahan, oleh masyarakat, LSM, perusahaan maupun pemerintah.

Dedy Kurniawan, Kabag Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, di sela Kelompok Kanal Komunikasi Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutlah) yang digelar UNDP, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemerintah Kabupaten OKI, 12-14 April 2016, mengatakan Pemerintah Kabupaten OKI sangat mendukung pelatihan pelatihan jurnalisme warga sebagai upaya meningkatkan peranan masyarakat dalam menginformasikan pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan.

Workshop yang diikuti 25 peserta dari desa yang hampir setiap tahun mengalami kebakaran tersebut terbagi atas 15 orang dari Kabupaten OKI, 5 orang dari Kabupaten Banyuasin, dan 5 orang dari Kabupaten Musi Banyuasin. Sebagian besar peserta merupakan anggota dari Masyarakat Peduli Api (MPA).

Pada hari pertama, para peserta mendapatkan pemahaman mengenai karhutlah dari berbagai pihak, baik pemerintah, kepolisian, maupun LSM. Pada hari kedua, peserta mendapatkan pemahaman mengenai jurnalisme warga. Hari terakhir, para peserta menyusun agenda kerja lanjutan.

Ringgo, peserta dari Cengal, Kabupaten OKI, mengatakan sangat senang senang mendapatkan pelatihan ini. “Meskipun bukan wartawan, kami jadi mengerti kerja seorang wartawan. Semoga ilmu yang kami dapatkan bermanfaat dan dapat digunakan untuk melakukan upaya pencegahan kebakaran,” uajr Ringgo.

Menurut Dedy, setelah mendapatkan pelatihan, para peserta diharapkan memberikan informasi atau data terkait upaya pencegahan dan peristiwa kebakaran melalui karya jurnalistik, seperti tulisan, foto maupun video.

“Kita membuat jaringan atau kanal komunikasi memanfaatkan media sosial seperti Facebook, WA, maupun Youtube. Termasuk pula para warga ini dapat mengirimkan berita ke kanal jurnalisme warga yang disediakan media massa lokal seperti Sriwijaya Post di Palembang, atau media massa nasional,” kata Dedy.

Pemerintah Sumatera Selatan pada 2016 ini dengan dukungan berbagai pihak mulai menjalankan program Desa Peduli Api (DPA). Selain itu, untuk memperbaiki lahan gambut yang terbakar, juga dilakukan rehabilitasi lahan gambut.

 

M. Isa

Masyarakat Musi Banyu Asin, Sumatera Selatan

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,