Seribu Mangrove untuk Selamatkan Bumi

 

 

 

Hari Bumi Sedunia yang dicanangkan oleh seorang pengajar lingkungan hidup Senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson pada tahun 1970, adalah hari pengamatan tentang bumi yang diperingati setiap tahun pada tanggal 22 April.

Sebagai aksi nyata menyelamatkan Bumi, Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) bersama Fuji Xerox yang difasilitasi oleh Jakarta Baru Jakarta Kita mengadakan penanamaan pohon bakau dengan jenis Rhizophora mocronata di kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk dan Elang Laut, Jakarta Utara (23/04/2016).

Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk merupakan kawasan hutan mangrove yang tersisa di DKI Jakarta. Kawasan seluas 95,5 ha ini merupakan salah satu kawasan yang dijadikan sarana wisata berbasis ekologi. Untuk itu, segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan konservasi mangrove sangat penting perannya dalam meningkatkan fungsi kawasan. Hal positif terhadap kerberlangsungan hutan mangrove di Jakarta yang memang perlu dijaga keberadaannya.

 

Tanam mangrove. Foto: Cynthia Dwi Jayanti

Tanam mangrove. Foto: Cynthia Dwi Jayanti

 

Dalam sambutannya, Ketua KOPHI Oke Fifi Abriany menyampaikan, “Kegiatan ini tidak sekadar menanam, namun akan dilakukan monitoring lanjutan untuk mengetahui perkembangan mangrove yang sudah ditanam.”

Sebagai perayaan memperingati hari bumi, kegiatan yang bertajuk “1000 Mangrove Untuk Menyelamatkan Bumi” juga mengikutsertakan kelompok Pramuka Saka Wanabakti Jakarta Timur guna menumbuhkan kepedulian terhadap pelestarian hutan mangrove dan satwa liar yang hidup di dalamnya.

“Partisipasi dan kepedulian masyarakat terhadap keberlangsungan hutan mangrove sangat penting, salah satunya dengan cara menanam dan memonitoring berkala mangrove yang ditanam,” ujar Kepala Bidang Kehutanan, Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan, Jaja Suarja, dalam sambutannya.

Hal tersebut dipertegas oleh Bintari Rarastiwi selaku narasumber dari Jakarta Baru Jakarta Kita. Bintari menjelaskan, “Peran hutan mangrove di pesisir Jakarta sangat vital, yaitu sebagai benteng terakhir pencegah abrasi, disamping dapat dimanfaatkan dan diolah sebagai bahan sandang, pangan, dan papan.”

 

 

Penjelasan peran penting ular di hutan mangrove oleh Erwandi. Foto: Cynthia Dwi Jayanti
Penjelasan peran penting ular di hutan mangrove oleh Erwandi. Foto: Cynthia Dwi Jayanti

 

Penjelasan pemanfaatan mangrove yang dapat dilakukan masyarakat oleh Bintari Rarastiwi. Foto: Cynthia Dwi Jayanti
Penjelasan pemanfaatan mangrove yang dapat dilakukan masyarakat oleh Bintari Rarastiwi. Foto: Cynthia Dwi Jayanti

 

Ahmad Baihaqi dari Biodiversity Warriors menjelaskan bahwa, “Hutan Mangrove memiliki fungsi sebagai habitat satwa liar, selain itu buah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh beberapa jenis burung dan mamalia sebagai sumber pakannya”

“Penanaman mangrove pada suatu kawasan juga sebagai upaya untuk mengendalikan perubahan iklim,” Ujar Abay panggilan akrab Ahmad Baihaqi, yang merupakan lulusan Fakultas Biologi UNAS.

Erwandi “Elang” Supriadi dari Taman Edukasi Ular Indonesia mengatakan, “Ada beberapa jenis ular yang menghuni kawasan ekowisata mangrove Pantai Indah Kapuk, sehingga hutan mangrove memang penting terhadap pelestarian keanekaragaman hayati di dalamnya.”

Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi langkah kecil yang mampu menstimulus kepedulian masyarakat dalam menjaga kelestarian alam untuk bumi tercinta.

 

Pemaparan pentingnya hutan mangrove sebagai habitat satwa liar oleh Ahmad Baihaqi. Foto: Cynthia Dwi Jayanti
Pemaparan pentingnya hutan mangrove sebagai habitat satwa liar oleh Ahmad Baihaqi. Foto: Cynthia Dwi Jayanti

 

Penyerahan mangrove secara simbolis. Foto: Cynthia Dwi Jayanti
Penyerahan mangrove secara simbolis. Foto: Cynthia Dwi Jayanti

 

Merryana Elmyta

Kader Konservasi Jakarta Baru Jakarta Kita

 

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,